1/14/2013

Cara Budidaya Tanaman Kakao/Coklat


PENDAHULUAN

Tanaman kakao (Theobroma cacao) merupakan tanaman perkebunan yang banyak ditanam petani di Desa Gedung Wani Kecamatan Marga Tiga. Tanaman ini ditanam pada areal lahan yang luas sebagai tanaman pokok, di sela-sela tanaman lain, maupun hanya di sekitar pekarangan. Bisa dikatakan hampir setiap petani di Desa Gedung Wani pasti memiliki tanaman kakao.

Baik petani yang menjadikan tanaman kakao sebagai tanaman pokok maupun yang hanya menanamnya sebagai tanaman penyela tanaman lain dan di sekitar pekarangan, semua berharap akan hasil yang maksimal. Hasil maksimal tersebut tidak akan terwujud bila tanpa didasari dengan cara budidaya tanaman kakao yang baik. Dengan budidaya tanaman yang baik maka tanaman akan memberikan hasil seperti yang diharapkan.

Semoga leaflet sederhana ini dapat memberikan sedikit penjelasan tentang tata cara budidaya tanaman kakao.

KLASIFIKASI DAN PENGGOLONGAN KAKAO

Berdasarkan sebuah artikel tentang Penyusunan Peta Komoditi Utama Sektor Primer, dan Pengkajian Peluang Pasar serta Peluang Investasinya di Indonesia disebutkan bahwa tanaman kakao yang ditanam di perkebunan pada umumnya adalah kakao jenis Forastero (bulk cocoa atau kakao lindak), Criolo (fine cocoa atau kakao mulia), dan hibrida (hasil persilangan antara jenis Forastero dan Criolo). Pada perkebunan – perkebunan besar biasanya kakao yang dibudidayakan adalah jenis mulia (Tumpal H.S. Siregar, dkk., 2003).

DAUR HIDUP KAKAO

Pada akhir musim hujan (bulan Maret), tanaman memproduksi tunas daun baru (flush). Segera sesudahnya (bulan April-Juli), terbentuklah bunga. Jika terjadi penyerbukan,bunga-bunga tersebut akan berkembang menjadi buah dewasa setelah 5–6 bulan. Oleh karena itu, panen utama kakao terjadi selama bulan Oktober-Januari, dan 60% dari panen dalam setahun dihasilkan pada periode ini.
Pertumbuhan flush kedua (daun diikuti oleh bunga) terjadi pada saat awal musim hujan (bulan November), dan hasil periode pertengahan ini dipanen dari bulan April sampai Juli.

Produksi puncak tercapai pada saat pohon mencapai umur 4–5 tahun, dan dapat bertahan selama 20 tahun atau lebih jika pengelolaannya baik.

PENYEDIAAN BIBIT KAKAO

Bibit cokelat bisa diperoleh dengan cara generatif, yaitu dari hasil penyemaian biji atau dari hasil perbanyakan vegetatif (setek dan okulasi). Bibit cokelat yang baik untuk ditanam di lapangan adalah yang berumur 4 – 5 bulan, tinggi 50 – 60 cm, berdaun 20 – 45 helai dengan sedikitnya 4 helai daun tua, diameter batang 8 mm, dan sehat.

Banyaknya bibit cokelat yang dibutuhkan adalah tergantung kepada jarak tanam yang akan digunakan. Pemilihan jarak tanam yang optimum bergantung kepada besarnya pohon, jenis tanah, dan iklim areal yang hendak ditanami. Data mengenai jarak tanam dan jumlah pohon per hektar dapat dilihat pada tabel berikut.
Jarak Tanam
(mxm) Jumlah pohonper hektar
2,4x2,4 = 1.650
3x3 = 1.100
4x4 = 625
5x5 = 400
3,96x1,83= 1.380
2,5x3 = 1.333
4x2 = 1.250
3x2,6 = 1.250

PENANAMAN POHON PELINDUNG

Pohon pelindung ada dua jenis, yaitu pohon pelindung sementara dan pohon pelindung tetap. Pohon pelindung sementara bermanfaat bagi tanaman yang belum menghasilkan, terutama yang tajuknya belum bertaut. Pohon pelindung tetap bermanfaat bagi tanaman yang telah mulai menghasilkan. Bibit pohon pelindung bisa diperoleh dengan cara generatif, yaitu dari hasil penyemaian biji atau dari hasil perbanyakan vegetatif (setek dan okulasi).

Pola penanaman antara bibit kakao dan bibit pohon pelindung adalah :
1. Pola tanam cokelat segi empat, pohon pelindung segi empat. Pada pola tanam ini, seluruh areal ditanami menurut jarak tanam yang ditetapkan. Pohon pelindung berada tepat pada pertemuna diagonal empat pohon cokelat.
2. Pola tanam cokelat segi empat, pohon pelindung segi tiga. Pada pola tanam ini, pohon pelindung terletak di antara dua gawangan dan dua barisan yang membentuk segi tiga sama sisi.
3. Pola tanam, cokelat berpagar ganda, pohon pelindung segi tiga. Pada pola tanam ini, pohon cokelat dipisahkan oleh dua kali jarak tanam yang telah ditetapkan dengan beberapa barisan pohon cokelat berikutnya. Dengan demikian, terdapat ruang di antara barisan cokelat yang bisa dimanfaatkan sebagai jalan
4. Pola tanam cokelat berpagar ganda, pohon pelindung segi empat.

PEMELIHARAAN TANAMAN

Pemangkasan

Tujuan pemangkasan bentuk adalah untuk membentuk tanaman dan tajuk kakao sehingga memacu perkembangan cabang sekunder yang menghasilkan banyak buah.

Pemangkasan yang benar sangatlah penting. Pemangkasan yang buruk dapat mengurangi hasil kakao selama beberapa bulan bahkan beberapa tahun, dan meningkatkan serangan penyakit serta pertumbuhan gulma. Penanaman biasanya dilakukan pada musim hujan antara November dan Maret.

Ada empat komponen kunci dalam pemangkasan tanaman kakao:
1. Pemangkasan bentuk
– Pemangkasan pucuk
– Pemangkasan bentuk tajuk
2. Pemangkasan tunas air atau wiwilan
3. Pemangkasan sanitasi
4. Pemangkasan struktural

Pemangkasan bentuk

Tujuan pemangkasan bentuk adalah untuk membentuk tanaman dan tajuk kakao sehingga memacu perkembangan cabang sekunder yang menghasilkan banyak buah.
Pemangkasan bentuk meliputi dua tahap sebagai berikut :
Tahap 1 Pemangkasan pucuk

Waktu: 3–6 bulan setelah tanam.
Metode :
1. Potong ujung titik tumbuh yang dominan untuk memacu pertumbuhan cabang samping ke atas lebih banyak.
2. Pangkas cabang-cabang yang menggantung untuk memacu pertumbuhan cabang-cabang yang kuat pada umur-umur awal.

Tahap 2 Pemangkasan bentuk tajuk
Waktu: 6–9 bulan setelah tanam.
Metode :
1. Potong cabang-cabang lateral 40–60 cm di atas tanah (cabang-cabang setinggi di bawah lutut) untuk merangsang cabang utama dengan jarak yang cukup.
2. Pangkas cabang yang merendah dan menggantung untuk membentuk tajuk yang melingkar/sirkuler.
3. Tinggalkan empat atau lima cabang utama dengan jarak yang sama dari jorket (titik tempat keluarnya cabang kipas pada batang utama) untuk memacu penutupan tajuk
Pemangkasan tunas air
Pada tanaman muda, pemangkasan tunas vertikal dilakukan untuk memperoleh kekuatan struktur dan menghindari cabang yang berlebihan. Pada tanaman dewasa, pemangkasan ini dilakukan guna meningkatkan cadangan nutrisi untuk perkembangan buah dan memperbaiki penetrasi sinar serta aliran udara.
Waktu : Tiap 3 bulan.
Metode :
1. Pangkas semua tunas setinggi di bawah lutut pada batang (kurang dari 40–60 cm di atas permukaan tanah).
2. Pangkas sebagian besar tunas yang tumbuh kembali di dalam struktur yang terbentuk.
3. Biarkan tunas vertikal pada bagian paling bawah pohon yang roboh atau miring agar tumbuh guna mengganti pohon yang tua. Hilangkan tunas vertikal yang tidak tumbuh tegak.

Pemangkasan sanitasi
Sanitasi atau kebersihan akan membantu meningkatkan masuknya sinar matahari atau aliran udara, dan mencegah serta mengurangi masalah hama, penyakit dan gulma. Hal ini akan memperbaiki kesehatan tanaman dan merangsang perkembangan buah. Pemangkasan sanitasi dilakukan pada waktu yang sama dengan pangkasan struktural (untuk membentuk kerangka tanaman) dan jika cabang-cabang sakit banyak terlihat.
Waktu : Tiap 5–6 bulan.
Metode :
Pangkas dengan urutan sebagai berikut:
1. Cabang-cabang yang menggantung dan merunduk di bawah ketinggian 1,2 m
2. Tunas vertikal dan ranting-ranting kecil yang tidak produktif
3. Semua cabang yang sakit dan rusak
4. Cabang-cabang yang tumpang tindih, tinggalkan jarak 20–40 cm antar cabang
5. Pelihara cabang-cabang untuk mempertahankan tinggi tanaman 3,5 m
6. Pengirisan sentral: pangkas sedikit saja pada pusat tajuk
7. Pengirisan samping: pangkas sedikit cabang kecil pada samping tajuk untuk membentuk jarak
8. Buang semua buah yang mengering.

Pemangkasan struktural

Pemangkasan struktural bertujuan untuk memacu perkembangan empat sampai lima cabang utama secara kontinyu sebagai struktur/kerangka primer. Pemangkasan ini akan merangsang penggantian cabang tua dan sakit pada tanaman dewasa dengan pertumbuhan baru. Hal ini akan mempertahankan bagian produktif, sedangkan pembukaan tajuk dan terselenggaranya ventilasi di dalam dan antar tanaman bertujuan untuk mempertahankan tajuk agar tetap baik dan membulat.
Waktu : Tiap 5–6 bulan.
Metode :
Pangkas dengan urutan sebagai berikut:
1. Pemangkasan untuk mengendalikan/ membatasi ketinggian tanaman. Pangkas cabang pada ketinggian 3,5 m agar tinggi tanaman dapat terjangkau pada waktu panen. Lakukan hanya pada pohon yang tingginya lebih dari 3,5 m (setinggi 2 orang).
2. Pembersihan permukaan tanah Pangkas cabang-cabang yang rendah dan merunduk agar bersih sampai ketinggian1,2 m di atas permukaan tanah.
3. Kembangkan / bentuk tajuk-tengah Pangkas dengan bentuk v kecil pada tengah-tengah tajuk pada arah timur-barat, dan kemudian utara-selatan.

Penyiangan
Tujuan penyiangan adalah untuk mencegah persaingan dalam penyerapan air dan unsur hara dan mencegah hama dan penyakit.. Penyiangan harus dilakukan secara rutin, minimal satu bulan sekali yaitu dengan menggunakan cangkul, koret, atau dicabut dengan tangan.

Pemupukan
Pemupukan dilakukan setelah tanaman cokelat berumur dua bulan di lapangan. Pemupukan pada tanaman yang belum menghasilkan dilaksanakan dengan cara menaburkan pupuk secara merata dengan jarak 15 cm – 50 cm (untuk umur 2 – 10 bulan) dan 50 cm – 75 cm
(untuk umur 14 – 20 bulan) dari batang utama. Untuk tanaman yang telah menghasilkan, penaburan pupuk dilakukan pada jarak 50 cm – 75 cm dri batang utama. Penaburan pupuk dilakukan dalam alur sedalam 10 cm. Banyaknya pupuk yang dibutuhkan setiap tahun per tanaman untuk lahan seluas 1 ha, tersaji pada tabel berikut.
Umur Tanaman (tahun) Jenis Pupuk
Urea (gram) SP-36 (gram) KCl (gram) Organik (gram)
1 - - - 3,6
2 22 20 25 3,6
3 44 41 50 4,5
4 89 83 100 5,5
5 178 105 200 7,3
6 222 207 331,8 7,3


PEMANENAN

Buah cokelat bisa dipanen apabila terjadi perubahan warna kulit pada buah yang telah matang. Sejak fase pembuahan sampai menjadi buah dan matang, cokelat memerlukan waktu sekitar 5 bulan. Buah matang dicirikan oleh perubahan warna kulit buah dan biji yang lepas dari kulit bagian dalam. Bila buah diguncang, biji biasanya berbunyi. Ketelatan waktu panen akan berakibat pada berkecambahnya biji di dalam.


PENUTUP

Leaflet sederhana dan ringkas tentang Cara Budidaya Kakao ini disusun dengan harapan besar, yaitu memberikan kejelasan kepada para petani, khususnya petani di Desa Gedung Wani, tentang cara membudidayakan tanaman kakao yang baik. Leaflet ini ditutup dengan sebuah do’a, semoga tujuan tersebut tercapai.
Sumber