3/07/2013

Hantu Menurut Ajaran Islam

hantu
"Dan tidaklah Aku ciptakan Jin dan Manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku"

Ada orang yang mempercayai adanya hantu, ada pula yang tidak percaya. Sebagian besar orang awam beranggapan bahwa hantu memang ada, namun dalam pemahaman yang salah.
Hantu dan tragedi horor faktanya memang ada karena ada alam lain selain alam nyata ini, yaitu alam ghaib. Di alam ghaib ada beberapa jenis penghuni, salah satunya adalah jin. Ada jin baik dan jin jahat. Jin jahat bekerja sebagai pengganggu manusia sehingga manusia dibuat terkejut lalu ketakutan. mereka membuat hal-hal aneh dan menakutkan, diantaranya adalah tragedi horor.

Dari sekian banyak jenis hantu, hantu yang sepertinya paling ditakuti masyarakat adalah hantu orang mati.
Sebagian orang awam beranggapan bahwa hantu adalah jelmaan roh orang mati, khususnya orang mati yang teraniaya atau kecelakaan. Fakta tentang hantu adalah jelmaan orang mati tidak bisa dibenarkan .

Menurut ajaran Islam, roh-roh orang mati itu disimpan disuatu tempat. Roh orang Mu’min disimpan di suatu tempat bernama Illiyyin, sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Muthaffifin ayat18 yang artinya:
”sesungguhnya kitab orang-orang berbakti itu (tersimpan) dalam ada di Illiyin”.
Adapun roh orang kafir berada di tempat bernama Sijjin, sebagaimana yang tercantum dalam Surat Al-Muthaffifin ayat 7 yang artinya:
”dan sesungguhnya kitab orang-orang durhaka itu (tersimpan) dalam Sijjin”.

Roh orang mati dijaga di tempatnya sampai hari kiamat, tidak ada istilah gentayangan atau jelma-menjelma.
Islam tidak menolak kewujudan makhluk halus, malah perkara ghaib seperti kewujudan makhluk halus wajib dipercayai kerana Rukun Iman itu sendiri terdiri dari perkara-perkara ghaib yang wajib diimani. Mengatakan makhluk halus tidak wujud bermakna melakukan satu iktikad yang merosakkan akidah. Malaikat, Jin dan beberapa makhluk halus yang lain di sebut dengan jelas dalam Al-Qur’an. Ini akan saya jelaskan di dalam posting lain. Perbuatan sihir juga di sebut dengan jelas oleh Allah dalam Al-Qur’an dan ia memang mampu dilakukan oleh mereka-mereka yang melampaui batas. Menolak kewujudan mereka bermakna menolak ayat-ayat Allah dalam Al-Qur’an. Menolak ayat Al-Qur’an bermakna kita beriktikad bahawa kandungan Al-Qur’an itu tidak betul. Dengan iktikad ini, kita mencampakkan diri kita dalam perbuatan tidak beriman kepada Allah

Dari Abu Hurairah r.a. katanya : “Ketika Rasulullah s.a.w. menyabdakan : “Tidak ada penularan, Tidak ada yang tabu di bulan Safar, dan tidak ada hantu mayat gentayangan.” Maka bertanya seorang Arab Dusun, “YA Rasulullah! Bagaimana seandainya sekelompok unta yang sihat dipadang pasir, kemudian didatangi seekor unta yang berkudis, kemudian unta yang sihat itu, berkudis pula semuanya?” jawab Rasulullah.,“Siapakah penular yang pertama-tamanya?” (Hadis Riwayat Imam Muslim)
Dari Abu Hurairah r.a. katanya, Rasulullah s.a.w. bersabda : “Tidak ada penularan, tidak ada mayat gentayangan yang menjadi hantu kuburan, tidak ada binatang tetentu muncul yang menyebabkan hujan, dan tidak ada tabu di bulan Safar” (Hadis Riwayat Imam Muslim).

Dari Jabir r.a. katanya Rasulullah s.a.w. bersabda : “Tidak ada penularan, tidak ada pengaruh atau tanda bahaya suara burung, dan tidak ada hantu.” (Hadis Riwayat Imam Muslim).
Hadis di atas jelas menunjukkan Rasulullah s.a.w. sedang memberikan penjelasan mengenai beberapa perkara tahyul dan khurafat yang menjadi kepercayaan Arab Jahilliah pada satu ketika dulu. Pertama yang dijelaskan oleh Rasulullah s.a.w. ialah, tidak semua penyakit itu penyakit berjangkit. Jika ada penyakit berjangkit sedang menular, terdapat satu hadis daripada Rasulullah s.a.w. berkenaan dengan amalan kuarantin yang harus dipatuhi penduduk setempat yang mengalami penyakit tersebut dan penduduk luar yang dilarang masuk ke tempat tersebut. Rasulullah s.a.w. juga memberikan penjelasan terhadap kepercayaan karut yang diperkatakan oleh golongan Arab Jahiliah satu ketika dulu seperti siulan burung-burung tertentu yang dikatakan mereka sebagai alamat atau petanda kejadian tidak elok bakal berlaku. Rasulullah s.a.w. mendidik mereka dengan hadis ini yang mengatakan semua perkara tersebut adalah tidak benar dan karut. Begitu juga dengan kepercayaan Arab Jahiliah satu ketika dulu yang mengatakan bahawa mayat seseorang itu boleh kembali hidup dan menjadi hantu yang bergentayangan (merayau-rayau) di kawasan perkuburan. Dengan ini jelas sekali dari Hadis baginda Rasulullah s.a.w. bahawa apa yang dikatakan hantu itu tidak wujud sama sekali. Ini kerana kebanyakan dari mitos yang menyatakan asal usul hantu-hantu dengan berbagai-bagai nama ini adalah karut marut amalan jahiliah dan animisme belaka.

Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa hantu orang mati itu bukanlah jelmaan roh orang yang mati dan tidak ada hubungannya sama sekali dengan orang yang sudah mati. Semua itu hanyalah ulah setan dan jin yang bandel. Sebagai manusia yang beriman dan berakal, kita harus jeli terhadap asumsi dan prediksi alam ghaib itu, agar kita tidak terkecoh oleh tipuan mereka.Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa hantu orang mati itu bukanlah jelmaan roh orang yang mati dan tidak ada hubungannya sama sekali dengan orang yang sudah mati. Semua itu hanyalah ulah setan dan jin yang bandel. Sebagai manusia yang beriman dan berakal, kita harus jeli terhadap asumsi dan prediksi alam ghaib itu, agar kita tidak terkecoh oleh tipuan mereka.

Lalu Bagaimana Penjelasan tentang acara misteri tentang ada orang kecelakaan di suatu tempat lalu ada sesosok hantu dengan ciri2 orang yang mati disitu?, Menurut pandangan Islam, sebenarnya alasan kenapa hantu itu atau yang keraskuan itu bisa tahu tentang yang terjadi kepada orang yang kecelakaan itu, karena setan atau jin itu memang ada pada saat kejadian tersebut, oleh karena itu sangat jelas dia mengetahui kejadian tersebut. Dan dengan bermodalkan semua itu jin atau setan mulai menjerumuskan manusia dengan cara "menyamar" menjadi orang yang mengalami kecelakaan tersebut, dan mulai menggoyahkan iman manusia agar menyeleweng dari ajaran agama islam. Diantaranya, dengan memuja-muja barang-barang atau benda yang dianggap keramat, dsb.

sumber: http://gudangdoa.blogspot.com/2012/06/hantu-menurut-islam.html