12/16/2013

Daftar Bank Swasta Nasional di Indonesia

1.       Bank Mestika

Bank mestika Dharma atau yang biasa dikenal dengan Bank Metika  adalah Bank umum swasta devisa yang berkantor pusat di Medan, Sumatera Utara. Berdiri sejak tahun 1955, dalam pertumbuhannya, Bank Mestika memfokuskan usaha pada retail banking dan prinsip prudential banking. Bank ini memberikan produk dan jasa berupa Giro Rupiah dan Valas, Tabungan Mestika, Tabanas Mestika, Tabungan Kesra, Kredit Moral Kerja, Kredit Investasi, SMS Banking, Kartu ATM dan Debit, Pembayaran Tagihan, Bank Persepsi dan lain. Saat ini bank Mestika di pimpin oleh Achmad Suherman Karasasmita sebagai Presiden Direktur dan Witarsa Oemar sebagai Presiden Komesaris
Visi dan Misi Serta Values Bank Mestika
Visi Bank Mestika :
Menjadi Bank terkemuka yang sehat serta tumbuh secara wajar dalam upaya mendorong pertumbuhan ekonomi nasional dengan berlandaskan prisip profesionalisme perbankan dan nilai tambah kepada nasabah.

Misi Bank Mestika :
Mengembangkan sinergi dan nilai tambah dengan para pemangku kepentingan (stakeholders) khususnya di wilayah Sumatera Utara dan Indonesia pada umumnya.
  1. Memberikan pelayanan jasa perbankan yang profesional dengan prinsip Manajemen Risiko yang baik, penuh kehati-hatian dan sesuai prinsip GCG (Good Corporate Governance).
  2. Memperkuat serta mengembangkan citra Bank, Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten dan berintegritas tinggi, serta kapasitas layanan Bank demi mendukung upaya pengembangan usaha.
Values Bank Mestika :

  1. Komitmen
  2. Kompetensi
  3. Kerjasama
  4. Keterbukaan
  5. Kejujuran
Kebijakan KYC (Know Your Customers) Bank Mestika
Penerapan prinsip mengenal nasabah oleh Bank merupakan upaya mencegah Bank dijadikan sasaran dan sarana tindak pencucian uang. Bank mempunyai 2 kewajiban pelaporan kepada PPATK yaitu laporan transaksi keuangan tunai atau CTR (Cash Transaction Report) dan laporan transaksi keuangan mencurigakan atau STR (Suspicious Transaction Report). Dalam pelaksanaan kewajiban pelaporan transaksi keuangan mencurigakan Bank mendapatkan perlindungan hukum yang termasuk dalam Undang - Undang Tindak Pidana Pencucian Uang.

Bank Mestika didalam implementasi pelaksanaan prinsip mengenal nasabah secara berkesinambungan melakukan upaya-upaya perbaikan antara lain :

  1. Melakukan Penyempurnaan Core System sehingga dapat mendeteksi dan mengeluarkan laporan transaksi keuangan tunai dan laporan transaksi keuangan mencurigakan, serta dapat melakukan indentifikasi kriteria nasabah yang tergolong high-risk customer dan high-risk business.
  2. Penunjukan pejabat khusus penerapan prinsip mengenal nasabah baru yang tidak mempunyai rangkap jabatan.
  3. Secara berkesinambungan terus melakukan up-dating profil data nasabah.
  4. Secara berkesinambungan melakukan sosialisasi dan pelatihan terhadap karyawan Bank tentang pentingnya penerapa prinsip mengenal nasabah.
  5. Secara semester melakukan self-assessment terhadap penerapan dari ketentuan prinsip mengenal nasabah
  6. Untuk menguji kepatuhan terhadap pelaksanaan penerapan prinsip mengenal nasabah, SKAI dan Satker Manajemen Risiko & kepatuhan Bank secara periodik melakukan pemeriksaan dan uji-kepatuhan atas pelaksanaan dari penerapan prinsip mengenal nasabah


2.       Bank Metro Express

Bank Metro Express adalah sebuah Bank yang didirikan pada tanggal 8 September 1967 dengan nama semula PT Central Sumatra Djawa Bank Ltd. Yang ber kantor pusat awal berada di Jl Pintu Kecil no 10A,Jakarta  Dengan  akta No. 6 pada 8 september 1967 dibuat dihadapan  Julizar  sebagai Wakil Notaris di Jakarta pada saat itu. Bank Metro Express mulai beroprasi pada tanggal 4 April 1968 setelah mendapatkan izin Mentri Keuangan RI No.D15.6.2.23.
Pada 22 Juli 1976 nama PT Central Sumatra Djawa Bank Ltd. Berubah nama menjadi PT Bank Metro Express  yang telah medapat persetujuan Menti keuangan RI dengan dikeluarkannya surat No.037/MK.6/1997 tanggal 10 maret 1997 dan berpindah kantor pusat ke Jl Kopi no 6-8,Jakarta. Bank Metro Express telah mendapat kepercayaan dari pemerintah sebagai “Bank Persepsi Penerimaan Setoran Pajak”, vide surat Mentri Keuangan RI No.S-37/MK.03/1992 tanggal 6 Januari 1993
Pada tanggal 22 Maret 1995, dengan Surat Keputusan Direksi Bank Metro Express Indonesia No.27/155/kep/Dir/ tanggal 22 Maret 1995 Bank metro Express telah ditunjuk menjadi Bank Devisa.
Visi dan Bank Metro Express
Visi : Menjadi bank yang berkembang, memiliki kinerja sehat, meningkatkan kesejahteraan karyawan dan laba pemegang saham, meningkatkan kualitas SDM serta berperan aktif dalam menunjang perekonomian nasional
Misi: Memberikan layanan terbaik kepada seluruh nasabah, meningkatkan citra perusahaan, membentuk budaya kerja yang baik dan berperan serta dalam pembangunan ekonomi nasional
Dewan Komisaris
  • Komisaris Utama : Marjanto Danoesapoetro
  • Komisaris : Djitu Sianandar (Wakil Komisaris Utama)
  • Komisaris : Corri Tanopo
  • Komisaris : Bistok Pardede

Dewan Direksi
  • Direktur Utama : Sri Lanny Djafar
  • Direktur : Ridwan A Goenawan
  • Direktur : Harry Kusuma
  • Direktur : Versya
Produk dan Layanan


  • Giro Rupiah
  • Tabungan Metro
  • Tabungan Metro Plus
  • Tabungan Metro Pelajar
  • Deposito Rupiah
  • Giro Valas
  • Deposito Valas
  • Pinjaman Rekening Koran
  • Kredit Aksep
  • KPR (Kredit Pemilikan Rumah)
  • KPM (Kredit Pemilikan Mobil)
  • Bank Garansi
  • L/C (Letter of Credit)
  • Negosiasi/Diskonto Wesel Ekspor
  • Documentary Collection (Penagih)
  • Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri
  • Bank Note
  • Bank Draft
  • Collection
  • Pengiriman Uang
  • Transfer
  • Kliring
  • Inkaso
  • Safe Deposit Box
  • Pembayaran Tagihan
  • Referensi Bank
  • Extra Statment - Giro
  • Penyetoran lewat Bank Danamon



3.       Bank Mitraniaga

Bank Mitraniaga merupakan Bank Umum Swasta Nasioanal yang didirika pada tahun1989 berdasarkan akta nomor 85 tanggal 5 Juli 1989 dari Notaris Benny Kristanto, S.H dengan  persetujuan prinsip dari Departemen Keuangan RI No.S76/MK.13/1989. Anggaran Dasar ini telah disahkan oleh Mentri Kehakiman RI dengan Surat Keputusan No. C2-6826 HT.01.01 Th. 1989 tanggal  29 Juli 1989.
Kepemilikan saham Bank Mitraniaga telah mengalami beberapa kali perubahan, kondisi yang terakhir tercatat dalam akta No. 21 dari Notaris Esther Setiawati Santosa, S.H pada tanggal 24 Mei 2004. Dalam peningkatan modal, selama tahun 2007 hingga tahun 2010, Bank Mitraniaga telah melakukan penambahan modal secara bertahap dengan total Rp 108.400.000.000,- (Seratus Delapan Milyar Empat Ratus Juta Rupiah).
Sedangkan untuk penambahan modal yang paling terakhir tercatat dalam akta notaris No. 37 dari Notaris Esther Setiawati Santosa, S.H pada tanggal 25 Januari 2012 menjadi sebesar Rp. 118.400.000.000,- (Seratus Delapan Belas Milyar Empat Ratus Juta Rupiah).
Konsistensi pada komitmen untuk terus berkembang dan memberikan pelayanan yang terbaik dengan berpedoman pada prinsip kehati-hatian tetap terus dilakukan. Dengan didukung oleh sumber daya manusia yang struktur pendidikannya baik maka Bank Mitraniaga diharapkan senantiasa tumbuh dan berkembang tanpa mengabaikan kualitas pelayanan kepada nasabah melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia. Selain itu untuk mengantisipasi perkembangan lingkungan usaha dan perubahan kebutuhan masyarakat akan pelayanan jasa keuangan, Bank terus menyempurnakan sistem dan mekanisme pelayanan dengan pengelolaan yang professional dan berintegritas tinggi.
Hingga akhir 2011, Bank Mitraniaga telah memiliki 12 (dua belas) jaringan kantor tersebar di Jakarta dan Surabaya yang siap melayani nasabahnya dengan layanan terbaik, yang terdiri dari 1 (satu) Kantor Pusat Operasional, 1 (satu) Kantor Cabang, 7 (tujuh) Kantor Cabang Pembantu, dan 3 (tiga) Kantor Kas. Dalam waktu dekat penambahan jumlah jaringan kantor di daerah sekitar Jakarta dan luar Jakarta akan segera dilaksanakan guna memperkokoh kegiatan usaha bank.

Visi Dan Misi Bank Mitra Niaga
Visi: Menjadi bank umum yang sehat dan terpercaya sehingga dapat memberikan kontribusi positif kepada stakeholder
Misi: Memberikan pelayanan yang prima kepada nasabah dan dunia usaha berdasarkan prinsip-prinsip GCG Meningkatkan produktivitas dan melayani dengan sepenuh hati
Dewan Komisaris dan Direksi Bank Mitra Niaga
·         Willy Yonathan - Komisaris Utama
·         Gaguk Hartadi - Komisaris Independen
·         Budoyo - Komisaris Independen

·         Muhammad  Nurcahyono - Direktur Utama
·         Paberd Leonard Hutagaol - Direktur Operasional
·         Alexander F Rori - Direktur Kepatuhan
Langkah-Langkah Strategis
·         Penambahan jumlah jaringan kantor layanan dalam bentuk kantor cabang/capem dan kantor kas di beberapa lokasi strategis antara lain Jabodetabek.
·         Penyaluran dana dengan sasaran utama Kredit Modal Kerja (retail banking) dan dilakukan serta prioritas pada kredit umum skala kecil menengah (UMKM)
·         Konsisten menaati dan melaksanakan regulasi yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia baik tentang Permodalan, Manajemen Risiko, Good Corporate Governance, Perkreditan, dan lain sebagainya.
·         Melakukan perubahan budaya kerja (Corporate Culture) untuk mendukung perkembangan usaha




4.       Bank Mutiara

Bank Mutiara adalah transformasi dari Bank Century yang diambil alih oleh Lembaga Penjamin Simpanan(LPS) pada 2008. Pengambilalihan perseroan oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) berdasarkan keputusan Komite Stabilitas Sistem Keuangan(KSSK) No. 04/KSSK.03/2008 pada tanggal 21 November 2008 sebagai bagian dari langkah penyelamatan kesehatan ekonomi nasional.
Rebranding pada tanggal 3 Oktober 2009 dengan sebelumnya ditetapkan oleh SK Gubernur BI melalui surat No. 11/47/KEP.GBI/2009 tertanggal 16 September 2009 merupakan awal manajemen dalam mengembangkan kembali Mutiara Bank. Pengembangan tersebut antara lain pencanangan filosofi SPIRIT, perubahan visi-misi, perubahan corporate culture, pencanangan business plan dan strategi baru Mutiara Bank.
Filosofi SPIRIT yaitu Service Excellent, professionalism, Integrity, Relationship, integrity, Relationship, Innovative dan Turst. Merupakan usaha Mutiara Bank dalam metamorfosa menjadikan SPIRIT ini corporate culture dengan tujuan fokus pada peningkatan layanan untuk nasabah.
Visi “Menjadi Bank Fokus Terbaik Pilihan Masyarakat” adalah sebuah tujuan untuk memperjelas arah pencapaian Mutiara Bank yaitu fokus usaha pada segmen retail tanpa mengabaikan segmen lainnya, serta mampu memberikan standar pelayanan yang berkualitas. Dengan visi ini Mutiara Bank berusaha menjadi bank yang dipilih oleh mayarakat karena dapat menjadi tempat berinvestasi yang aman dan terpercaya bagi nasabah dan investor.
Untuk mewujudkan visi tersebut, Mutiara Bank menjalankan misi “Memberikan yang Terbaik dengan Mengutamakan Pelayanan, Kenyamanan dan Kepuasan Nasabah untuk Hasil yang Maksimal”. Dengan berbagai langkah untuk memberikan layanan perbankan yang melebihi pesaing dikelasnya dan menyediakan jasa pelayanan perbankan berbasis tekhnologi. Semua misi ini diimplementasikan lewat senyuman ramah dan hangat tiap karyawan Mutiara Bank dalam memberikan pelayanan  cepat dan akurat sehingga memberikan kesan tersendiri bagi nasabah, memberikan perasaan aman dalam bertransaksi dan menguntungkan bagi semua pihak.


Dewan Komisaris, Direksi dan Kepemilikan Saham

Dewan Komisaris
  • Komisaris Utama : Pontas Riyanto Siahaan
  • Wakil Komisaris Utama : Sigid Moerkardjono
  • Komisaris Independen : Eko B. Supriyant
Direksi
  • Direktur Utama : Sukoriyanto Saputro
  • Direktur Treasury dan Internasional Banking : Ahmad Fajar
  • Direktur Marketing dan Network Distribution : Benny Purnomo
  • Direktur Kepatuhan : Erwin Prasetio
  • Direktur Kredit : Budhiyono Budoyo
  • Executive Vice President : Candra Utama
  • Executive Vice President : Helmi A. Hidayat
Kepemilikan Saham



5.       Bank Nationalnobu

Bank Nationalnobu adalah Lembaga Keuangan berjenis Perbankan di Indonesia. Bank ini berpusat diJakarta.
Berawal dari PT Bank Alfindo Sejahtera yang dimiliki Alfi Gunawan, pendiri dari Ades yang berdiri pada1989. Pada tahun 2007 berubah menjadi PT Bank NationalNobu.
Karena tak sanggup memenuhi Arsitektur Perbankan Indonesia, Alfi Gunawan pun menjual Bank National Nobu ke Lippo Group yang didirikan Mochtar Riady pada 2010[1]. Hal ini menandakan kembalinya Lippo Group ke dunia perbankan,setelah melepas kepergian Lippo Bank yang diambil alih pemerintah,lalu dijual ke Swissasia, yang kemudian dijual ke Khazanah Berhad. Setelah dijual, Lippo Bank berganti nama menjadi CIMB Niaga
Mochtar Riady melalui PT Kharisma Buana Nusantara (Grup Lippo) menyuntik dana sebesar Rp 60 miliar sekaligus mengambil posisi pemegang saham mayoritas (69,2%) dan 30,8% sisanya akan menjadi milikYantony Nio, CEO Pikko.[2]. Pemegang saham perusahaan terkini adalah (setelah IPO) :PT Kharisma Buana Nusantara atau Mochtar Riady menjadi 24,12%, Nio Yantony 9,65%, PT Prima Cakrawala Sentosa 5,08%, PT Lippo General Insurance Tbk 5,08%, dan PT Putera Mulia Indonesia 4,06%, lalu 52% oleh masyarakat.
Pada akhir tahun 2011, kantor pusat Bank NationalNobu pindah dari Jembatan Lima ke Graha Granadha di Jend Sudirman. Bank NationalNobu akan menyasar segmen Retail dan UMKM.Perusahaan juga berencana akan melaksanakan IPO pada 20 Mei 2013,dengan melepas 52 % saham ke publik.
Manajemen
  • Komisaris Utama : Adrianus Mooy
  • Komisaris : Markus Permadi
  • Komisaris Independen : Hadiah Herawatie
  • Direktur Utama : Suhaimin Djohan
  • Direktur : Telijani Tjandra
  • Direktur : Efen Lingga Utama
  • Direktur : Januar Angkawidjaja
  • Direktur : Hendra Kurniawan

Produk dan Jasa
  • Nobu Savings
  • Nobu Giro
  • Nobu Loan
    • Kredit Modal Kerja :
      • Pinjaman Rekening Koran (PRK)
      • Pinjaman Tetap untuk kebutuhan modal kerja permanen
      • Pinjaman Tetap yang penarikannya dapat disesuaikan dengan kebutuhan.
    • Kredit Investasi :
      • Pinjaman Tetap Angsuran (PTA) untuk tujuan investasi.
    • Kredit Konsumsi:
      • Kredit Pemilikan Rumah (KPR), untuk pembelian rumah, ruko/rukan, apartemen(PRK)
      • Kredit Pemilikan Mobil (KPM)
  • Nobu Deposits
  • Nobu ATM
  • Nobu Direct
  • Nobu WWW Banking (Internet Banking)
Visi :

Menjadi bank dengan standar global yang dapat memberikan kontribusi positif pada perekonomian dan perbankan Indonesia serta menjunjung tinggi kepercayaan dan kepuasan nasabah.

Misi :
  • Menjalankan fungsinya sebagai Bank dalam menghimpun dan menyalurkan dana dengan memprioritaskan pelayanan kepada Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dalam menunjang pembangunan ekonomi nasional dan membantu meningkatkan daya saing dan kompetensi dunia UKM dalam era globalisasi.
  • Memberikan pelayanan prima kepada nasabah yang didukung tenaga kerja profesional dengan melakukan praktek tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance).


6.       Bank Nusantara Prahayangan Tbk (BNP)
PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk (Bank BNP) berkedudukan di Bandung dan berkantor pusat di Jalan Ir. Juanda No. 95, Bandung - 40132, Indonesia, didirikan berdasarkan Akta Pendirian No. 47, tanggal 18 Januari 1972, yang dibuat dihadapan Komar Andasasmita, SH, Notaris di Bandung.
Bank BNP semula didirikan dengan nama PT Bank Pasar Karya Parahyangan yang berorientasi bisnis pada usaha retail, kemudian pada bulan Juli 1989 ditingkatkan statusnya menjadi Bank Umum Nasional dengan harapan dapat meningkatkan pelayanan jasa perbankannya lebih luas dan dapat membidik sector ekonomi yang lebih besar lagi, sekaligus berganti nama menjadi PT Bank Nusantara Parahyangan.
Pada Agustus 1994, untuk melayani ragam transaksi dan akses perdagangan yang lebih luas khususnya untuk transaksi valuta asing dan perdagangan luar negeri melalui transaksi ekspor dan impor, maka Bank BNP melengkapi ijin operasionalnya dengan ijin sebagai Bank Devisa.

Tahun 2000 berdasarkan keputusan RUPSLB tanggal 15 September 2000, Bank BNP mengubah status perusahaan menjadi perusahaan publik (terbuka) dengan menawarkan 50.000.000 saham biasa kepada masyarakat dengan harga nominal Rp. 500,- per lembar sahamnya, disertai dengan penerbitan waran sejumlah 20.000.000 lembar yang dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta tanggal 10 Januari 2001, sehingga jumlah saham beredar saat itu menjadi sebanyak 150.000.000 saham.

Modal Disetor Bank BNP bertambah pada bulan Januari 2004 sebagai akibat adanya exercise waran sebanyak 8.275.000 lembar menjadi saham biasa atas nama dengan nominal Rp. 500,- sehingga jumlah tersebut menambah jumlah saham beredar menjadi 158.275.000 saham.

Dengan tujuan untuk memperkuat struktur permodalan Bank BNP, maka pada bulan Juli 2006 dilakukan Penawaran Umum Terbatas I (PUT 1) kepada pemegang saham atas sejumlah 158.275.000 lembar saham dengan harga penawaran sebesar Rp. 550,- per saham, sehingga jumlah saham beredar yang telah dikeluarkan Bank BNP menjadi 316.550.000 saham.

Pada tanggal 17 Desember 2007, kepemilikan mayoritas saham Bank BNP telah beralih kepada ACOM CO., LTD. Japan (ACOM) dan The Bank of Tokyo Mitsubishi UFJ, Ltd. (BTMU) melalui akuisisi saham sebanyak 75,41% saham Bank BNP, dimana ACOM menguasai 55,41% dan BTMU menguasai 20% dari seluruh saham yang telah dikeluarkan Bank BNP, sehingga dengan demikian keduanya menjadi Pemegang Saham Pengendali Bank BNP. Selanjutnya per 31 Desember 2011, komposisi saham ini menjadi 75,51% saham dimana ACOM menguasai 60,31% dan BTMU menguasai 15.20% dari seluruh saham. Hingga saat ini jumlah saham yang telah dikeluarkan Perseroan seluruhnya berjumlah 416.513.158 lembar dengan nominal Rp. 208. 256.579.000,- 
Visi dan Misi Bank BNP
·         Visi:
Menjadi salah satu Bank ritel pilihan yang berskala nasional yang sehat, handal dan terpercaya dalam  menjalankan aktivitas perbankan dan  jasa keuangan

·         Misi:
Berperan serta mendukung pertumbuhan ekonomi dan  pembangunan nasional khususnya dibidang ritel dengan melaksanakan tata kelola usaha yang baik dan benar seiring pertumbuhan nasional dan perkembangan perusahaan yang berkesinambungan dan menjadi mitra usaha terpercaya yang memberi nilai tambah bagi seluruh stakeholder



7.       Bank OCBC NISP

Bank OCBC NISP (sebelumnya bernama Bank NISP) adalah sebuah bank swasta di Indonesia. Bank ini didirikan 4 April 1941 di Bandung dengan nama NV Nederlandsch-Indische Spaar en Deposito Bank. Pada 1981, sempat berganti nama menjadi NV. Spaar En Deposito yang diuraikan sebagai Bank Nilai Inti Sari Penyimpan (disingkat NISP), bank ini kemudian lama dikenal sebagai Bank NISP.
Bank OCBC NISP kemudian berkembang dalam memberikan pelayanan, terutama melayani segmen Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Bank OCBC NISP resmi menjadi bank komersial pada tahun 1967, bank devisa pada tahun 1990 dan menjadi perusahaan publik di Bursa Efek Indonesia pada tahun 1994.
Pada akhir tahun 1990-an, Bank OCBC NISP berhasil melewati krisis keuangan Asia dan jatuhnya sektor perbankan di Indonesia, tanpa dukungan obligasi rekapitalisasi pemerintah. Bank OCBC NISP pada saat itu menjadi salah satu bank di Indonesia yang melanjutkan penyaluran kreditnya segera setelah krisis. Inisiatif ini memungkinkan Bank mencatat pertumbuhan yang tinggi.
Reputasi Bank OCBC NISP yang baik di industrinya dan pertumbuhannya yang menjanjikan, telah menarik perhatian International Finance Corporation (IFC), bagian dari Grup Bank Dunia, yang kemudian menjadi pemegang saham pada tahun 2001 - 2010 dan dari OCBC Bank-Singapura yang kemudian menjadi pemegang saham Bank OCBC NISP dan akhirnya menjadi pemegang saham pengendali melalui serangkaian akuisisi dan penawaran tender sejak tahun 2004. OCBC Bank-Singapura saat ini memiliki saham sebesar 85.06% di Bank OCBC NISP.
Semenjak 16 Oktober 2008, Bank NISP resmi berganti nama dan logo menjadi Bank OCBC NISP. Nama perusahaan juga turut diubah dari PT Bank NISP Tbk menjadi PT Bank OCBC NISP Tbk.
Bank OCBC NISP juga sering mencatatkan prestasinya secara baik dalam dunia perbankan serta meraih beragam penghargaan.Saat ini mayoritas saham Bank NISP dimiliki oleh OCBC Group yang berlokasi di Singapura. OCBC merupakan penyedia jasa perbankan dan asuransi terbesar di Singapura.

Managemen



Presiden Komisaris: Pramukti Surjaudaja
Wakil: Peter Eko Sutioso(Inden)
Komisaris: David Philbruck Conner
Komisaris: Lai Teck Poh
Komisaris Inden: Roy Athana Karagoglan
Komisaris Inden: Jusuf Halim
Komisaris Inden: Kwan Chiew Choi

Presiden Direktur: Parwati Surjaudaja
Wakil: Na Wu Beng
Direktur: Hardi Juganda`
Direktur: Yogadharma Ratnapalasari
Direktur: Rama Pranata Kusumaputra
Direktur: Louis Sudarmana
Direktur: Rudy Hamdani
Direktur: Alan Jenvinhakul
Direktur: Emilya Tjahjadi
Direktur: Hartati
Direktur: Thomas Arifin


Produk dan Jasa
  • Tabungan Harian (Tabhar)
  • Tabungan Berhadiah Ganda (Tanda)
  • Tabungan Berjangka (TAKA)
  • OCBC NISP Dollar
  • OCBC NISP Premier
  • Kredit Kepemilikan Rumah (KPR)
  • Kredit Kepemilikan Kendaraan Bermotor (KKM)
  • Kredit Multiguna (KMG)

  
8.       Bank Yudha Bhakti

Bank Yudha Bhakti Mulai memasuki industri perbankan Indonesia sejak tanggal 9 Januari 1990 berdasarkan Akta nomor 68 tanggal 19 September 1989 oleh Amrul Partomuan Pohan, S.H,LLM, notaris di Jakarta, kemudian diubah dengan Akta nomor 13 tanggal 2 November 1989 dari Notaris yang sama. Akta pendirian tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan nomor C2-10215.TH.01.01. Th.89 tanggal 7 November 1989. Ijin usaha diberikan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia dengan Surat Keputusan nomor 1344/KMK.013/1989 tanggal 9 Desember 1989 dan ijin operasi sebagai Bank Umum diberikan oleh gubernur Bank Indonesia dengan surat persetujuan No.22/1017/UUPS.PS60 tanggal 20 Desember 1989.

Pada awalnya saham Bank Yudha Bhakti hanya dimilki oleh Induk/Pusat Koperasi TNI dan POLRI, namun dalam perjalannya kepemilikan saham Bank Yudha Bhakti juga dimiliki oleh pihak swasta lainnya. Pada tahun 1998 dengan komposisi kepemilikan Induk/Pusat Koperasi TNI dan POLRI sebesar 51 % dan swasta lainnya 49 %.
Untuk menyesuaikan dengan UU No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, maka tanggal 3 November 2008 anggaran dasar Bank dirubah seluruhnya dengan Akta No.02 oleh Ny. Pudji Redjeki Irawati, SH, notaris di Jakarta Pusat, yang telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI No. AHU-06842.AH.01.02 Tahun 2009 tanggal 11 Maret 2009.

Seiring dengan perkembangan bisnis, dan juga dalam rangka menghadapi tantangan serta peluang usaha dimasa mendatang, melalui Rapat Umum Pemegang Saham tanggal 8 Juni 2011 telah diputuskan adanya peningkatan Modal Dasar Bank dari Rp150.000.000.000,- menjadi Rp300.000.000.000,-, yang tertuang dalam akta nomor 18 tanggal 8 Juni 2011 yang dibuat dihadapan Agung Iriantoro, SH.MH, notaris di Jakarta, yang telah mendapat persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia nomor AHU- 33597.AH.01.02.Tahun 2011 tanggal 5 Juli 2011.

Modal Disetor sampai akhir Desember 2011 berjumlah Rp148.444.000.000,- yang terdiri atas 148.444 lembar saham @ Rp1.000.000,00. Modal disetor ini mengalami pertumbuhan organik yang bersumber dari keuntungan yg di-investasikan kembali sebagai stock devidend sejumlah Rp5.775.000.000,- atau sebesar 4,05 % dari modal disetor tahun 2010.
Managemen 
  • Komisaris Utama:Suprihadi, Sip
  • Komisaris:I Putu S. Soeranta
  • Komisaris:Tjandra Mindharta Gozali
  • Komisaris:Mayjen TNI (Purn) Ryanzi Julidar
  • Direktur Utama:Budi Setyo Sukarno
  • Direktur:Yosi Mas M. Yusuf
  • Direktur:Syahril Yoserizal
Visi dan Misi Bank
·         Visi: Menjadi Bank retail dan solid, tumbuh dan berkembang secaraa berkelanjutan
·         Misi: Mampu mengkreasi suatu nilai yang optimal bagi pemegang saham dan stakeholder pada umumnya
Budaya kerja
·     Kehati-hatian (prudential)
·     Kesetaraan (fairness)
·     Bertanggung Jawab (responsibility)
·     Keterbukaan/Transparan (transparancy)
·     Kebersamaan (team work)



10.  Bank Maspion

PT. Bank Maspion Indonesia (Bank Maspion) didirikan pada tanggal 6 November 1989 dan mulai beroperasi pada tanggal 31 Agustus 1990, dengan kantor pusat di Jl. Pemuda Surabaya dan pada tahun 1995 Bank Maspion memperoleh predikat sebagai Bank Devisa. Sejalan dengan penerapan Arsitektur Perbankan Indonesia, Bank Maspion menetapkan menjadi “Bank Dengan Fokus Pada Segmen Ritel
Seiring dengan perkembangan usaha, Bank Maspion secara bertahap melakukan ekspansi jaringan kantor ke berbagai kota besar di Indonesia dan pada tahun 2002 merelokasi Kantor Pusat ke Jl. Basuki Rachmat Surabaya. Saat ini Bank Maspion tersebar di 10 kota besar di Indonesia mulai dari Surabaya, Jakarta, Semarang, Denpasar, Medan, Bandung, Makassar, Malang, Solo dan Purwokerto dan didukung oleh sekitar 800 karyawan. Di tahun 2013 Bank Maspion kembali akan memperluas jaringan pelayanan dengan membuka kantor Cabang di Palembang.
Bank Maspion secara berkesinambungan meningkatkan layanan kepada nasabah antara lain dengan bergabung sebagai anggota Jaringan ATM dan Debet PRIMA pada tahun 2006 sehingga nasabah Bank Maspion dapat bertransaksi di ribuan ATM dan merchant di seluruh Indonesia. Di tahun 2013 Bank Maspion akan menambah  delivery channel kepada nasabah dengan meluncurkan “Maspion Electronic Banking ” yang terdiri dar i internet banking  dan  mobile banking.
Dari aspek keuangan, per akhir Desember 2012 Bank Maspion mencapai penyaluran kredit sebesar Rp. 2.691.286 juta, penghimpunan dana pihak ketiga sebesar Rp. 3.000.103 juta serta total aset sebesar Rp. 3.408.135 juta. Berdasarkan kinerja keuangan, Bank Maspion mendapatkan penghargaan dari Majalah InfoBank sebagai “Bank Dengan Kinerja Keuangan Sangat Bagus”, penghargaan terkini yang diperoleh adalah atas kinerja keuangan tahun 2011.



Manajemen Bank
Dewan Komisaris


                             Nama                                                         Jabatan
Henry Kaunang
Komisaris
Koesparmono Irsan
Komisaris
M. Pujiono Santoso
Komisaris Independen
Direksi

                             Nama                                                         Jabatan
Herman Halim
Direktur Utama
Sri Redjeki
Direktur Kredit
Iis Herijati
Direktur Kepatuhan
Yunita Wanda
Direktur Marketing

Visi dan Misi Bank
Visi: Menjadi bank dengan fokus yang sehat dan terbaik di regional dan indonesia
Misi: Menjadi yang terbaik melalui
·         Peningkatan layanan
·         Peningkatan aspek keuangan
·         Peningkatan kepatuhan serta manajemen resiko

KEPEMILIKAN SAHAM

      Pemegang Saham            Jumlah (Jutaan Rp.)            % Kepemilikan
PT. Alim Investindo
260.690
84,61
PT. Guna Investindo
26.067
8,46
Angkasa Rachmawati
4.654
1,51
Alim Markus
3.880
1,26
Alim Mulia Sastra
3.107
1,01
Alim Satria
3.107
1,01
Alim Prakasa
3.107
1,01
Gunardi
1.941
0,63
Alim Puspita
1.547
0,50
TOTAL
308.100
100,00

  
11.  Bank Index Selindo

Bank Index adalah Bank Umum Swasta nasional (BUSN) yang didirikan di Jakarta pada tanggal 30 Juli 1992, dan mulai resmi beroperasi memberikan jasa layanan perbankan pda tanggal 23 Agustus 1993 dengan menempati kantor pertamanya di Jalan Asemka No. 18 – 19, Jakarta Barat.
Fokus usaha Bank Index adalah di sektor komersial, ritel dan konsumer. Di dalam strategi pengembangan jaringan kantornya, Bank Index memprioritaskan perluasan pangsa pasar pada segmen usaha kecil dan menengah (UKM), serta membangun kerjasama pembiayaan dengan lembaga-lembaga keuangan yang lain seperti Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan perusahaan multifinance.
Satu prestasi besar terjadi pada tahun 2007 dimana Bank Index mengakuisisi Bank Harmoni (PT. Bank Harmoni Internasional) untuk selanjutnya digabung / dilebur ke dalam Bank Index. Hal tersebut menunjukkan upaya Bank Index dalam mendukung program Arsitektur Perbankan Indonesia (API) dari Bank Indonesia. Dengan adanya penggabungan ini, Bank Index telah tampil dengan wajah baru yang semakin solid serta jaringan kantor yang semakin bertambah banyak.
Sampai saat ini, Bank Index telah memiliki 24 jaringan kantor yang seluruhnya terhubung secara on-line dan tersebar di sejumlah daerah yaitu Jabodetabek, Bandung, Batam dan Bali. Rencana pengembangan jaringan kantor akan terus dilakukan sesuai dengan komitmen kami untuk memperluas pangsa pasar dan memberikan layanan terbaik bagi nasabah-nasabah maupun calon nasabah bank Index.
Selain pengembangan jaringan kantor, Bank Index juga senantiasa melakukan pengembangan di bidang Teknologi dan Sistem Informasi (TSI) dengan fokus utama pada electronic delivery channel. Bank Index menyadari pentingnya pengembangan TSI dalam menghadapi tuntutan perbankan masa depan yang sarat dengan fasilitas teknologi serba canggih serta untuk memenuhi kebutuhan nasabah akan pelayanan yang cepat dan efisien. Pada tahun 2008, Bank Index telah mengoperasikan layanan ATM Index di beberapa kantor cabang dan cabang pembantu. Untuk lebih memperluas jaringan layanan ATM, maka Bank Index juga telah melakukan kerjasama dengan jaringan ATM Bersama sehingga pemilik kartu ATM Index dapat melakukan transaksi perbankan di seluruh mesin ATM anggota ATM Bersama.

Visi dan Misi Bank Index Selindo
Visi: Menjadi Bank Ritel Yang Sehat, Kuat dan Terpercaya Dalam Memberikan Dukungan Terbaik Untuk Membangun Perekonomian Nasional
Misi:  Memberikan Dukungan Terbaik Bagi Usaha Anda. Dengan mengimplementasikan 3 panduan dasar operasional yang meliputi:
·         Selalu mengutamakan kualitas layanan kepada nasabah.
·         Selalu menjunjung nilai-nilai kejujuran, etika dan integritas.
·         Mengedepankan pendekatan yang lebih personal dan kekeluargaan.

Manajemen Bank

Dewan Komisaris
Presiden Komisaris
:

Wakil Presiden Komisaris
:

Komisaris
:

Komisaris
:

Komisaris
:

Dewan Direksi
Presiden Direktur
:

Direktur
:

Direktur
:

Direktur
:

Direktur
:

Direktur
:



12.  Bank Royal Indonesia

PT Bank Royal Indonesia adalah Lembaga Keuangan berjenis Perbankan di Indonesia.Bank ini berdiri pada 1965.PT Bank Royal Indonesia (“bank”) yang sebelumnya bernama PT Bank Rakjat Parahyangan yang berkedudukan di Ciparay,Bandung, didirikan dengan akta notaris R. Soerojo Wongsowidjojo, SH., No.35 tanggal 25 Oktober 1965. Sesuai perubahan Anggaran Dasar No. 19 tanggal 21 Agustus 1982 yang dibuat oleh Notaris R. Soerojo Wongsowidjojo, SH., nama Bank diubah menjadi PT Bank Pasar Rakyat Parahyangan. Akta pendirian Bank telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No.C2-1092-HT.01.01.TH.82 tanggal 3 September 1982. Berdasarkan akta Notaris No. 68 tanggal 8 Januari 1990, status PT Bank Pasar Rakyat Parahyangan ditingkatkan menjadi Bank umum dan namanya diganti menjadi PT Bank Royal Indonesia, berkedudukan di Jakarta, dan telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman dengan Surat Keputusan No.C2-1007.HT.01.04.TH.90 tanggal 26 Pebruari 1990, dan dari Menteri Keuangan dengan Surat Keputusan No. 1090/KMK.013/090 tanggal 12 September 1990 serta telah dimuat dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia tertanggal 4 September 1990 No.71 Tambahan No 3206/1990.
PT Bank Royal Indonesia didirikan untuk waktu 75 tahun lamanya sejak Akta Pendirian PT Bank Pasar Rakyat Parahyangan disetujui oleh Menteri Kehakiman pada tanggal 3 September 1982. Berdasarkan akta Notaris F.X. Budi Santoso Isbandi, SH., No.38 tanggal 15 Oktober 2003, PT Bank Royal Indonesia didirikan untuk jangka waktu yang tidak ditentukan lamanya. Bank telah mendapatkan izin usaha sebagai pedagang valuta asing dari Bank Indonesia berdasarkan surat No.30/182/UOPM tanggal 13 November 1997 dan telah diperpanjang berdasarkan Keputusan Direktur Perizinan dan Informasi Perbankan Bank Indonesia No.5/7KEP.Dir.PIP/2003 tanggal 24 Desember 2003.
Anggaran Dasar Bank telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta Notaris F.X. Budi Santoso Isbandi, SH., No.22 tanggal 8 Juli 2008. Perubahan tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia No.AHU-57502.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 1 September 2008 tentang “Persetujuan Akta Perubahan Anggaran Dasar Perseroan”.

Kegiatan utama Bank adalah menjalankan usaha di bidang perbankan. Bank berkantor pusat di Jalan Suryopranoto, No.52, Jakarta Pusat, dan mempunyai 5 (lima) Kantor Cabang Pembantu yaitu di Lautze,Mangga Dua, Hayam Wuruk,Kelapa Gading, Tangerang, dan 1 Kantor Cabang Utama di Surabaya serta 1 Kantor Kas di Tanah Abang, Jakarta. Jumlah karyawan pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 masing-masing sebanyak 132 orang dan 144 orang.

Manajemen Bank
Dewan Komisaris
·         Komisaris Utama :  Ibrahim Soemedi
·         Komisaris Independen :  I Made Soewandi,SH., MH.
·         Komisaris Independen :  Aziar Zain
Direksi
·         Direktur Utama : Louis Halilintar Sjahlim 
·         Direktur : Diana Annarita
·         Direktur Kepatuhan : Sabtiwi Enny Sulastri

Visi dan Misi
Visi : "Menjadi Bank retail yang sehat untuk memberikan nilai tambah bagi seluruh stakeholder."
Misi : "Memberikan layanan perbankan kepada seluruh masyarakat khususnya dibidang perdagangan dan jasa terutama pada usaha kecil dan menengah untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional."


13.  Bank Ekonomi Raharja

PT Bank Ekonomi Raharja, Tbk. didirikan pada tanggal 15 Mei 1989 dengan nama awal PT Bank Mitra Raharja. Pada tahun yang sama di bulan September, namanya diubah menjadi PT Bank Ekonomi Raharja yang kemudian lebih dikenal sebagai Bank Ekonomi. Setelah memperoleh izin dari Menteri Keuangan Republik Indonesia pada tanggal 12 Februari 1990, Bank Ekonomi mulai beroperasi secara komersial sebagai bank umum pada 8 Maret 1990. Dua tahun kemudian, tepatnya 16 September 1992, status Bank Ekonomi berubah menjadi bank devisa.
Bank Ekonomi adalah perusahaan publik yang telah mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia. Sejak 22 Mei 2009, Bank Ekonomi menjadi bagian dari grup institusi keuangan internasional, HSBC Holdings Plc., melalui anak perusahaannya, HSBC Asia Pacific Holdings (UK) Limited. Grup HSBC mengambil alih 88,89% saham Bank Ekonomi dan kemudian melalui penawaran tender, kepemilikannya meningkat menjadi 98,96%. Grup HSBC sendiri memiliki lebih dari 7200 kantor di 85 negara dan teritori dengan total aset US$2.556 miliar (tertanggal 31 Desember 2011), menjadikannya sebagai salah satu institusi perbankan dan layanan keuangan internasional terbesar di dunia.
Sampai 31 Maret 2012, Bank Ekonomi memiliki lebih dari 2.500 karyawan, yang tersebar di 97 kantor di 28 kota di berbagai wilayah Indonesia, yaitu: Jakarta, Bekasi, Tangerang, Bogor, Bandung, Cirebon, Semarang, Solo, Kudus, Yogyakarta, Surabaya, Sidoarjo, Malang, Denpasar, Medan, Rantau Prapat, Batam, Jambi, Pekanbaru, Palembang, Pangkal Pinang, Bandar Lampung, Makassar, Manado, Banjarmasin, Balikpapan, Samarinda dan Pontianak.
Bank Ekonomi yang memfokuskan usaha perbankannya pada segmen usaha kecil dan menengah, menyediakan 107 ATM yang bergabung dalam jaringan Prima dan ATM Bersama yang terhubung ke lebih dari 22.000 ATM dari bank lainnya di seluruh Indonesia

 Tim Manajemen Bank Ekonomi Raharja
Direksi
Direktur utama : Bapak Tony Turner
Direktur : Bapak Gimin Sumalim
Direktur : Bapak Lenggono Sulistianto Hadi
Direktur : Bapak Endy Abdurrahman
Direktur  : Ibu Helena Suryawani

Dewan Komisaris
Komisaris Utama : Bapak Guy Harvey-Samuel
Wakil Komisaris Utama : Bapak Hanny Wurangian
Komisaris Independen : Bapak Hariawan Pribadi



14.  Bank Centratama Nasional (CNB)

PT. Centratama Nasional Bank yang lebih dikenal dengan nama Bank CNB didirikan di Surabaya pada tanggal 7 Oktober 1992 berdasarkan Akta Notaris RN. Sinulingga, S.H., Nomor 194 yang berkedudukan di Jakarta dan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan Nomor C2- 9740.HT.01.01-TH.92 tanggal 28 Oktober 1992 dan telah diumumkan dalam Lembaran Berita Negara Republik Indonesia Nomor 14 tanggal 16 Pebruari 1993.
Berdirinya Bank CNB berakar dari beberapa jenis bidang usaha diantaranya perdagangan tekstil, industri kayu, showroom mobil dan Bank Perkreditan Rakyat. Dari sinilah para perintis pendiri Bank CNB menarik pengalaman, memupuk keahlian sekaligus terus menggali dan belajar memahami kebutuhan masyarakat.
Tepat pada tanggal 2 Agustus 1993 Bank CNB melakukan kegiatan operasional pertama kalinya di Jalan Kedungdoro 32 Surabaya yang merupakan Kantor Pusat sampai dengan saat ini.
Dengan pertumbuhan dan perkembangan ekonomi yang semakin maju Bank CNB memulai dengan membuka kantor cabang di wilayah Surabaya dan sekitarnya dan sejak tahun 1996 Bank CNB berani melakukan perluasan jaringan kantor ke luar wilayah Surabaya hingga menjadi 41 kantor dan mampu bersaing dan tetap ada dengan status sebagai bank yang berpredikat SANGAT BAGUS.
Kini masyarakat luas sudah akrab menyebut Bank CNB untuk sebuah nama bagi PT. Centratama Nasional Bank.
Visi, Misi dan Motto Bank
Visi: Menjadi salah satu bank pilihan nasabah usaha mikro, kecil dan menengah (umkm)

Misi: Ikut berperan untuk meningkatkan keberhasilan nasabah usaha mikro, kecil dan menengah(umkm) serta kesejahteteraan "stakeholder"

Motto: 3s (smart, speed, satisfaction)
Manajemen Bank
Dewan Komisaris
Nama
Jabatan
Effendy Minto
Komisaris Utama
Arifin Koeswanto
Komisaris
Gerrit Laurens Prang
Komisaris Independen
Dian Hajati Djajakirana
Komisaris Independen

Direksi
Nama
Jabatan
Suharjanto Djunaidi
Direktur Utama
Senja Wayantara
Direktur Kepatuhan
Johannes Christiono
Direktur Operasional
Erlyn Hartoko
Direktur Bisnis



15.  Bank Bumi Arta
Bank Bumi Arta yang semula bernama Bank Bumi Arta Indonesia didirikan di Jakarta pada tanggal 3 Maret 1967 dengan Kantor Pusat Operasional di Jalan Tiang Bendera III No. 24, Jakarta Barat.
Pada tanggal 18 September 1976, Bank Bumi Arta mendapat izin dari Menteri Keuangan Republik Indonesia untuk menggabungkan usahanya dengan Bank Duta Nusantara. Penggabungan usaha tersebut bertujuan untuk memperkuat struktur permodalan, manajemen Bank, dan memperluas jaringan operasional Bank. Delapan kantor cabang Bank Duta Nusantara di Jakarta, Bandung, Semarang, Surakarta, Surabaya, Yogyakarta dan Magelang menjadi kantor cabang Bank Bumi Arta. Kantor cabang Yogyakarta dan Magelang kemudian dipindahkan ke Medan dan Bandar Lampung hingga saat ini.
Selanjutnya Seiring dengan Kebijaksanaan Pemerintah melalui Paket Oktober (PAKTO) 1988 di mana perbankan diberikan peluang yang lebih besar untuk mengembangkan usahanya, dan berkat persiapan yang cukup lama dan terarah dari pengelola Bank, maka pada tanggal 20 Agustus 1991 dengan persetujuan dari Bank Indonesia, Bank Bumi Arta ditingkatkan statusnya menjadi Bank Devisa.
Bank Bumi Arta mulai melayani sendiri transaksi devisa di Kantor Pusat Operasional Jalan Roa Malaka Selatan sejak tanggal 2 Desember 1991 dan hingga saat ini jaringan bank koresponden internasional Bank Bumi Arta mencakup sekitar 130 bank di berbagai benua di seluruh dunia.
Pada tanggal 10 Juni 1992, Kantor Pusat Operasional Bank Bumi Arta dipindahkan dari Jalan Roa Malaka Selatan No. 12 - 14, Jakarta Barat ke Jalan Wahid Hasyim No. 234, Jakarta Pusat. Untuk memudahkan pengenalan masyarakat terhadap Bank kami, maka pada tanggal 14 September 1992 dengan izin dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia nama Bank Bumi Arta Indonesia diganti menjadi Bank Bumi Arta.
Untuk memperkuat struktur permodalan, operasional Bank, dan pengelolaan Bank yang lebih profesional dan transparan, berprinsip pada Good Corporate Gorvanence dan Risk Management, maka pada tanggal 1 Juni 2006 Bank Bumi Arta melaksanakan Penawaran Umum Perdana (IPO/Initial Public Offering) dengan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta sebanyak 210.000.000 saham atau sebesar 9,10% dari saham yang ditempatkan, sehingga sejak saat itu Bank Bumi Arta menjadi Perseroan Terbuka.
Visi dan Misi Bank
Visi:
Terpercaya
Nasabah secara pribadi maupun sebagai perusahaan merasa aman dan puas dalam mempercayakan pelayanan jasa keuangannya kepada Perseroan

Prinsip kehati-hatian
Perseroan dalam melaksanakan kegiatan operasinya selalu berlandaskan pada prinsip kehati-hatian agar Perseroan selalu dalam keadaan sehat

Pelayanan Paripurna
Perseroan selalu mengutamakan kepuasan Nasabah dengan berusaha untuk meningkatkan, mengembangkan, dan menambah produk dan fasilitas layanan agar dapat memberikan pelayanan lengkap dan menyeluruh kepada para Nasabah
Misi:
Memperoleh laba melalui usaha perbankan dan jasa keuangan lainnya dengan mengelola secara optimal berbagai sumber daya yang dimiliki serta dukungan teknologi informasi yang memadai dalam batas-batas risiko yang dapat diterima

Melaksanakan operasi bank secara professional dan transparan dengan berprinsip pada Good Corporate Governance dan Risk Management

Memfungsikan organisasi secara professional melalui pelatihan sumber daya manusia untuk dapat turut serta dalam kejadian bisnis yang bertaraf nasional maupun international secara efektif
Managemen


Presiden Komisaris:Rachmat MS
Wakil Presiden Komisaris:Daniel Budi Dharma
Komisaris:Asam Utama Setya
Presiden Direktur: Wikan Aryono
Direktur:Hendrik Atmaja
Direktur:Hendra Jonathan



 16.  Bank Agroniaga

Bank Agropada mulanya didirikan atas pemahaman sepenuhnya dari Dana Pensiun Perkebunan (DAPENBUN) sebagai pengelola dana pensiun karyawan seluruh PT Perkebunan Nusantara, bahwa agrobisnis di Indonesia sangat potensial untuk dikembangkan. Maka pada saat pemerintah mengeluarkan kebijakan yang memberi kemudahan untuk membuka usaha bank pada tanggal 27 Oktober 1988, DAPENBUN mempergunakan kesempatan ini untuk mendirikan bank yang kegiatan usaha utamanya membantu pembiayaan di bidang agrobisnis. 

Bank Agrodidirikan dengan maksud untuk menjalankan kegiatan usaha di bidang perbankan umum dalam arti yang seluas-luasnya secara profesional, serta berperan menunjang terwujudnya industri agrobisnis yang semakin tumbuh dan berkembang dalam sistem perekonomian nasional yang tangguh dalam era globalisasi di masa mendatang. 

Bank Agro yang didirikan dengan akte notaris Rd. Soekarsono, SH di Jakarta No. 27 tanggal 27 September 1989, kemudian memperoleh ijin usaha dari Menteri Keuangan tanggal 11 Desember 1989, mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 8 Februari 1990. 

Terjadinya krisis keuangan Asia pada tahun 1997, menyeret Indonesia memasuki krisis multi-dimensional yang terburuk sepanjang sejarah. Namun Bank Agroberhasil mempertahankan eksistensinya tanpa dukungan rekapitalisasi dari pemerintah. Keberhasilan ini disebabkan adanya penerapan pengelolaan perbankan yang senantiasa memegang teguh prinsip kehati-hatian, patuh dan taat pada landasan operasional, yang bersandar pada prinsip tata kelola perusahaan yang baik, termasuk nilai-nilai utama yang dianut, serta memberdayakan sumber dana dan sumber daya guna pengembangan secara dinamis bagi keberhasilan usaha Bank Agro. 

Keberhasilan Bank Agro juga tidak terlepas dari komitmen yang telah benar-benar ditunjukkan oleh Dana Pensiun Perkebunan (DAPENBUN) sebagai Pemegang Saham Pengendali, dengan terus ditingkatkannya permodalan Bank Agro serta penyaluran dana yang terfokus dan selektif pada sektor agrobisnis, seperti kredit kepada PT Perkebunan Nusantara berikut kelompok usaha pendukungnya (rekanan dan kontraktor) maupun penyaluran dana untuk kesejahteraan para petani melalui KKPA dan KKP yang telah direkomendasi oleh PT Perkebunan Nusantara terkait.
Visi
Mewujudkan bank komersial terkemuka yang fokus pada sektor pertanian dalam mendukung pengembangan agrobisnis di Indonesia.
Misi

§  Melakukan kegiatan perbankan yang terbaik pada segmen Usaha kecil dan Menengah (UKM) terutama sektor agrobisnis untuk menunjang peningkatan ekonomi masyarakat dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan.
§  Memenuhi kebutuhan pokok, jasa dan layanan perbankan yang berkualitas, didukung oleh Sumber Daya Manusia yang profesional dan berintegritas tinggi dalam melaksanakan Tata Kelola Perusahaan yang baik (Good Corporate Government).
§  Memberikan manfaat yang optimal bagi para stakeholder.
Filosofi
Memegang teguh prinsip kehati-hatian, patuh dan taat pada peraturan yang berlaku serta memberdayakan sumber dana dan sumber daya secara optimal.
Manajemen
Indra Kesuma: Komisaris Utama (Independen)
Roswita Nilakurnia: Komisaris
Susy Liestiowaty: Komisaris
Mochamad Sjafaat Ismail: Komisaris (Independen)
Heru Sukanto : Direktur utama
Mustari Damopolii: Direktur
Zuri Anwar: Direktur
Sahala Manalu: Direktur
Sudarmin Sjamsoe: Direktur