1.
Bank Mestika
Bank mestika Dharma atau yang biasa
dikenal dengan Bank Metika adalah Bank umum swasta
devisa yang berkantor pusat di Medan, Sumatera Utara. Berdiri sejak tahun 1955,
dalam pertumbuhannya, Bank Mestika memfokuskan usaha pada retail banking dan
prinsip prudential banking. Bank ini memberikan produk dan jasa berupa Giro
Rupiah dan Valas, Tabungan Mestika, Tabanas Mestika, Tabungan Kesra, Kredit
Moral Kerja, Kredit Investasi, SMS Banking, Kartu ATM dan Debit, Pembayaran
Tagihan, Bank Persepsi dan lain. Saat ini bank Mestika di pimpin oleh Achmad
Suherman Karasasmita sebagai Presiden Direktur dan Witarsa Oemar sebagai
Presiden Komesaris
Visi dan Misi Serta Values Bank
Mestika
Visi Bank
Mestika :
Menjadi Bank terkemuka yang sehat serta tumbuh secara wajar dalam upaya
mendorong pertumbuhan ekonomi nasional dengan berlandaskan prisip
profesionalisme perbankan dan nilai tambah kepada nasabah.
Misi Bank Mestika :
Mengembangkan sinergi dan nilai tambah dengan para pemangku kepentingan (stakeholders) khususnya di wilayah Sumatera Utara dan Indonesia pada umumnya.
Misi Bank Mestika :
Mengembangkan sinergi dan nilai tambah dengan para pemangku kepentingan (stakeholders) khususnya di wilayah Sumatera Utara dan Indonesia pada umumnya.
- Memberikan pelayanan jasa
perbankan yang profesional dengan prinsip Manajemen Risiko yang baik,
penuh kehati-hatian dan sesuai prinsip GCG (Good Corporate Governance).
- Memperkuat serta
mengembangkan citra Bank, Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten dan
berintegritas tinggi, serta kapasitas layanan Bank demi mendukung upaya
pengembangan usaha.
Values Bank Mestika :
- Komitmen
- Kompetensi
- Kerjasama
- Keterbukaan
- Kejujuran
Kebijakan KYC
(Know Your Customers) Bank Mestika
Penerapan prinsip mengenal nasabah oleh Bank merupakan upaya mencegah Bank
dijadikan sasaran dan sarana tindak pencucian uang. Bank mempunyai 2 kewajiban
pelaporan kepada PPATK yaitu laporan transaksi keuangan tunai atau CTR (Cash
Transaction Report) dan laporan transaksi keuangan mencurigakan atau STR
(Suspicious Transaction Report). Dalam pelaksanaan kewajiban pelaporan
transaksi keuangan mencurigakan Bank mendapatkan perlindungan hukum yang
termasuk dalam Undang - Undang Tindak Pidana Pencucian Uang.
Bank Mestika didalam implementasi pelaksanaan prinsip mengenal nasabah secara berkesinambungan melakukan upaya-upaya perbaikan antara lain :
Bank Mestika didalam implementasi pelaksanaan prinsip mengenal nasabah secara berkesinambungan melakukan upaya-upaya perbaikan antara lain :
- Melakukan Penyempurnaan Core
System sehingga dapat mendeteksi dan mengeluarkan laporan transaksi
keuangan tunai dan laporan transaksi keuangan mencurigakan, serta dapat
melakukan indentifikasi kriteria nasabah yang tergolong high-risk customer
dan high-risk business.
- Penunjukan pejabat khusus
penerapan prinsip mengenal nasabah baru yang tidak mempunyai rangkap
jabatan.
- Secara berkesinambungan
terus melakukan up-dating profil data nasabah.
- Secara berkesinambungan
melakukan sosialisasi dan pelatihan terhadap karyawan Bank tentang
pentingnya penerapa prinsip mengenal nasabah.
- Secara semester melakukan
self-assessment terhadap penerapan dari ketentuan prinsip mengenal nasabah
- Untuk menguji kepatuhan
terhadap pelaksanaan penerapan prinsip mengenal nasabah, SKAI dan Satker
Manajemen Risiko & kepatuhan Bank secara periodik melakukan
pemeriksaan dan uji-kepatuhan atas pelaksanaan dari penerapan prinsip
mengenal nasabah
2.
Bank Metro Express
Bank Metro Express adalah sebuah
Bank yang didirikan pada tanggal 8 September 1967 dengan nama semula PT Central
Sumatra Djawa Bank Ltd. Yang ber kantor pusat awal
berada di Jl Pintu Kecil no 10A,Jakarta Dengan akta
No. 6 pada 8 september 1967 dibuat dihadapan Julizar
sebagai Wakil Notaris di Jakarta pada saat itu. Bank Metro Express mulai
beroprasi pada tanggal 4 April 1968 setelah mendapatkan izin Mentri Keuangan RI
No.D15.6.2.23.
Pada 22 Juli 1976 nama PT Central
Sumatra Djawa Bank Ltd. Berubah nama menjadi PT Bank Metro Express yang telah medapat persetujuan Menti keuangan
RI dengan dikeluarkannya surat No.037/MK.6/1997 tanggal 10 maret 1997 dan
berpindah kantor pusat ke Jl Kopi no 6-8,Jakarta. Bank Metro Express telah mendapat kepercayaan dari pemerintah sebagai
“Bank Persepsi Penerimaan Setoran Pajak”, vide surat Mentri Keuangan RI
No.S-37/MK.03/1992 tanggal 6 Januari 1993
Pada tanggal 22 Maret 1995,
dengan Surat Keputusan Direksi Bank Metro Express Indonesia No.27/155/kep/Dir/
tanggal 22 Maret 1995 Bank metro Express telah ditunjuk menjadi Bank Devisa.
Visi dan Bank Metro Express
Visi : Menjadi bank yang berkembang,
memiliki kinerja sehat, meningkatkan kesejahteraan karyawan dan laba pemegang
saham, meningkatkan kualitas SDM serta berperan aktif dalam menunjang
perekonomian nasional
Misi: Memberikan layanan terbaik kepada seluruh
nasabah, meningkatkan citra perusahaan, membentuk budaya kerja yang baik dan
berperan serta dalam pembangunan ekonomi nasional
Dewan Komisaris
- Komisaris Utama : Marjanto Danoesapoetro
- Komisaris :
Djitu Sianandar (Wakil Komisaris Utama)
- Komisaris : Corri Tanopo
- Komisaris : Bistok
Pardede
Dewan Direksi
- Direktur Utama : Sri Lanny Djafar
- Direktur :
Ridwan A Goenawan
- Direktur : Harry Kusuma
- Direktur : Versya
Produk dan Layanan
- Giro
Rupiah
- Tabungan
Metro
- Tabungan
Metro Plus
- Tabungan
Metro Pelajar
- Deposito
Rupiah
- Giro Valas
- Deposito
Valas
- Pinjaman
Rekening Koran
- Kredit
Aksep
- KPR
(Kredit Pemilikan Rumah)
- KPM
(Kredit Pemilikan Mobil)
- Bank
Garansi
- L/C
(Letter of Credit)
- Negosiasi/Diskonto
Wesel Ekspor
- Documentary
Collection (Penagih)
- Surat
Kredit Berdokumen Dalam Negeri
- Bank Note
- Bank Draft
- Collection
- Pengiriman
Uang
- Transfer
- Kliring
- Inkaso
- Safe
Deposit Box
- Pembayaran
Tagihan
- Referensi
Bank
- Extra
Statment - Giro
- Penyetoran
lewat Bank Danamon
3.
Bank Mitraniaga
Bank Mitraniaga merupakan Bank
Umum Swasta Nasioanal yang didirika pada tahun1989 berdasarkan akta nomor 85
tanggal 5 Juli 1989 dari Notaris Benny Kristanto, S.H dengan persetujuan prinsip dari Departemen Keuangan
RI No.S76/MK.13/1989. Anggaran Dasar ini telah disahkan oleh Mentri Kehakiman
RI dengan Surat Keputusan No. C2-6826 HT.01.01 Th. 1989 tanggal 29 Juli 1989.
Kepemilikan saham Bank Mitraniaga
telah mengalami beberapa kali perubahan, kondisi yang terakhir tercatat dalam
akta No. 21 dari Notaris Esther Setiawati Santosa, S.H pada tanggal 24 Mei
2004. Dalam peningkatan modal, selama tahun 2007 hingga tahun 2010, Bank
Mitraniaga telah melakukan penambahan modal secara bertahap dengan total Rp
108.400.000.000,- (Seratus Delapan Milyar Empat Ratus Juta Rupiah).
Sedangkan untuk penambahan modal
yang paling terakhir tercatat dalam akta notaris No. 37 dari Notaris Esther
Setiawati Santosa, S.H pada tanggal 25 Januari 2012 menjadi sebesar Rp.
118.400.000.000,- (Seratus Delapan Belas Milyar Empat Ratus Juta Rupiah).
Konsistensi pada komitmen untuk
terus berkembang dan memberikan pelayanan yang terbaik dengan berpedoman pada
prinsip kehati-hatian tetap terus dilakukan. Dengan didukung oleh sumber daya
manusia yang struktur pendidikannya baik maka Bank Mitraniaga diharapkan
senantiasa tumbuh dan berkembang tanpa mengabaikan kualitas pelayanan kepada
nasabah melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia. Selain itu untuk
mengantisipasi perkembangan lingkungan usaha dan perubahan kebutuhan masyarakat
akan pelayanan jasa keuangan, Bank terus menyempurnakan sistem dan mekanisme
pelayanan dengan pengelolaan yang professional dan berintegritas tinggi.
Hingga akhir 2011, Bank
Mitraniaga telah memiliki 12 (dua belas) jaringan kantor tersebar di Jakarta
dan Surabaya yang siap melayani nasabahnya dengan layanan terbaik, yang terdiri
dari 1 (satu) Kantor Pusat Operasional, 1 (satu) Kantor Cabang, 7 (tujuh)
Kantor Cabang Pembantu, dan 3 (tiga) Kantor Kas. Dalam waktu dekat penambahan
jumlah jaringan kantor di daerah sekitar Jakarta dan luar Jakarta akan segera
dilaksanakan guna memperkokoh kegiatan usaha bank.
Visi Dan Misi
Bank Mitra Niaga
Visi: Menjadi bank
umum yang sehat dan terpercaya sehingga dapat memberikan kontribusi positif
kepada stakeholder
Misi: Memberikan pelayanan yang prima kepada nasabah
dan dunia usaha berdasarkan prinsip-prinsip GCG Meningkatkan produktivitas dan
melayani dengan sepenuh hati
Dewan Komisaris dan Direksi Bank Mitra Niaga
·
Willy Yonathan - Komisaris Utama
·
Gaguk Hartadi - Komisaris Independen
·
Budoyo - Komisaris Independen
·
Muhammad
Nurcahyono - Direktur Utama
·
Paberd Leonard Hutagaol - Direktur
Operasional
·
Alexander F Rori - Direktur Kepatuhan
Langkah-Langkah Strategis
·
Penambahan jumlah jaringan kantor
layanan dalam bentuk kantor cabang/capem dan kantor kas di beberapa lokasi
strategis antara lain Jabodetabek.
·
Penyaluran dana dengan sasaran utama
Kredit Modal Kerja (retail banking) dan dilakukan serta prioritas pada kredit
umum skala kecil menengah (UMKM)
·
Konsisten menaati dan melaksanakan
regulasi yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia baik tentang Permodalan,
Manajemen Risiko, Good Corporate Governance, Perkreditan, dan lain sebagainya.
·
Melakukan perubahan budaya kerja
(Corporate Culture) untuk mendukung perkembangan usaha
4.
Bank Mutiara
Bank
Mutiara adalah transformasi dari Bank
Century yang
diambil alih oleh Lembaga Penjamin Simpanan(LPS)
pada 2008. Pengambilalihan
perseroan oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) berdasarkan keputusan Komite Stabilitas
Sistem Keuangan(KSSK) No. 04/KSSK.03/2008 pada tanggal
21 November 2008 sebagai bagian dari langkah penyelamatan kesehatan ekonomi
nasional.
Rebranding pada
tanggal 3 Oktober 2009 dengan sebelumnya ditetapkan oleh SK Gubernur BI melalui
surat No. 11/47/KEP.GBI/2009 tertanggal 16 September 2009 merupakan awal
manajemen dalam mengembangkan kembali Mutiara Bank. Pengembangan tersebut
antara lain pencanangan filosofi SPIRIT, perubahan visi-misi,
perubahan corporate culture, pencanangan business plan dan strategi baru
Mutiara Bank.
Filosofi
SPIRIT yaitu Service Excellent, professionalism, Integrity, Relationship,
integrity, Relationship, Innovative dan Turst. Merupakan usaha Mutiara Bank
dalam metamorfosa menjadikan SPIRIT ini corporate culture dengan
tujuan fokus pada peningkatan layanan untuk nasabah.
Visi
“Menjadi Bank Fokus Terbaik Pilihan Masyarakat” adalah sebuah tujuan untuk
memperjelas arah pencapaian Mutiara Bank yaitu fokus usaha pada segmen retail
tanpa mengabaikan segmen lainnya, serta mampu memberikan standar pelayanan yang
berkualitas. Dengan visi ini Mutiara Bank berusaha menjadi bank yang dipilih
oleh mayarakat karena dapat menjadi tempat berinvestasi yang aman dan
terpercaya bagi nasabah dan investor.
Untuk
mewujudkan visi tersebut, Mutiara Bank menjalankan misi “Memberikan yang
Terbaik dengan Mengutamakan Pelayanan, Kenyamanan dan Kepuasan Nasabah untuk
Hasil yang Maksimal”. Dengan berbagai langkah untuk memberikan layanan
perbankan yang melebihi pesaing dikelasnya dan menyediakan jasa pelayanan
perbankan berbasis tekhnologi. Semua misi ini diimplementasikan lewat senyuman
ramah dan hangat tiap karyawan Mutiara Bank dalam memberikan pelayanan
cepat dan akurat sehingga memberikan kesan tersendiri bagi nasabah, memberikan
perasaan aman dalam bertransaksi dan menguntungkan bagi semua pihak.
Dewan
Komisaris, Direksi dan Kepemilikan Saham
Dewan
Komisaris
- Komisaris
Utama : Pontas Riyanto Siahaan
- Wakil
Komisaris Utama : Sigid Moerkardjono
- Komisaris
Independen : Eko B. Supriyant
Direksi
- Direktur
Utama : Sukoriyanto Saputro
- Direktur
Treasury dan Internasional Banking : Ahmad Fajar
- Direktur
Marketing dan Network Distribution : Benny Purnomo
- Direktur
Kepatuhan : Erwin Prasetio
- Direktur
Kredit : Budhiyono Budoyo
- Executive
Vice President : Candra Utama
- Executive
Vice President : Helmi A. Hidayat
Kepemilikan
Saham
- Lembaga Penjamin Simpanan
(LPS) : 99,996%
- Pemegang Saham Lama :
0,004%
5. Bank Nationalnobu
Bank Nationalnobu adalah Lembaga Keuangan berjenis Perbankan di Indonesia.
Bank ini berpusat diJakarta.
Berawal dari PT Bank Alfindo
Sejahtera yang dimiliki Alfi Gunawan, pendiri dari Ades yang berdiri pada1989. Pada tahun 2007 berubah menjadi PT Bank NationalNobu.
Karena tak sanggup memenuhi Arsitektur Perbankan Indonesia, Alfi Gunawan pun menjual Bank National Nobu ke Lippo Group yang didirikan Mochtar
Riady pada 2010[1].
Hal ini menandakan kembalinya Lippo Group ke dunia perbankan,setelah melepas
kepergian Lippo
Bank yang diambil alih
pemerintah,lalu dijual ke Swissasia, yang kemudian dijual
ke Khazanah Berhad. Setelah
dijual, Lippo Bank berganti nama menjadi CIMB Niaga
Mochtar Riady melalui PT Kharisma Buana
Nusantara (Grup Lippo)
menyuntik dana sebesar Rp 60 miliar sekaligus mengambil posisi pemegang saham
mayoritas (69,2%) dan 30,8% sisanya akan menjadi milikYantony Nio, CEO Pikko.[2].
Pemegang saham perusahaan terkini adalah (setelah IPO) :PT Kharisma Buana
Nusantara atau Mochtar Riady menjadi 24,12%, Nio Yantony 9,65%, PT Prima
Cakrawala Sentosa 5,08%, PT Lippo General Insurance Tbk 5,08%, dan PT Putera
Mulia Indonesia 4,06%, lalu 52% oleh masyarakat.
Pada akhir tahun 2011, kantor pusat Bank
NationalNobu pindah dari Jembatan Lima ke Graha Granadha di Jend Sudirman. Bank NationalNobu akan menyasar segmen Retail dan
UMKM.Perusahaan juga berencana akan melaksanakan IPO pada 20 Mei 2013,dengan
melepas 52 % saham ke publik.
Manajemen
- Komisaris
Utama : Adrianus Mooy
- Komisaris :
Markus Permadi
- Komisaris
Independen : Hadiah Herawatie
- Direktur
Utama : Suhaimin Djohan
- Direktur :
Telijani Tjandra
- Direktur :
Efen Lingga Utama
- Direktur :
Januar Angkawidjaja
- Direktur :
Hendra Kurniawan
Produk dan Jasa
- Nobu
Savings
- Nobu Giro
- Nobu Loan
- Kredit
Modal Kerja :
- Pinjaman Rekening Koran (PRK)
- Pinjaman Tetap untuk kebutuhan modal kerja
permanen
- Pinjaman Tetap yang penarikannya dapat
disesuaikan dengan kebutuhan.
- Kredit
Investasi :
- Pinjaman Tetap Angsuran (PTA) untuk tujuan
investasi.
- Kredit
Konsumsi:
- Kredit Pemilikan Rumah (KPR), untuk pembelian
rumah, ruko/rukan, apartemen(PRK)
- Kredit Pemilikan Mobil (KPM)
- Nobu
Deposits
- Nobu ATM
- Nobu
Direct
- Nobu WWW
Banking (Internet Banking)
Visi :
Menjadi bank
dengan standar global yang dapat memberikan kontribusi positif pada
perekonomian dan perbankan Indonesia serta menjunjung tinggi kepercayaan dan
kepuasan nasabah.
Misi :
- Menjalankan fungsinya
sebagai Bank dalam menghimpun dan menyalurkan dana dengan memprioritaskan
pelayanan kepada Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dalam menunjang
pembangunan ekonomi nasional dan membantu meningkatkan daya saing dan
kompetensi dunia UKM dalam era globalisasi.
- Memberikan pelayanan prima
kepada nasabah yang didukung tenaga kerja profesional dengan melakukan
praktek tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance).
6.
Bank Nusantara Prahayangan Tbk (BNP)
PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk (Bank BNP) berkedudukan di Bandung dan berkantor pusat di Jalan Ir. Juanda
No. 95, Bandung - 40132, Indonesia, didirikan berdasarkan Akta Pendirian No.
47, tanggal 18 Januari 1972, yang dibuat dihadapan Komar Andasasmita, SH,
Notaris di Bandung.
Bank BNP semula didirikan dengan nama PT Bank
Pasar Karya Parahyangan yang berorientasi bisnis pada usaha retail, kemudian
pada bulan Juli 1989 ditingkatkan statusnya menjadi Bank Umum Nasional dengan
harapan dapat meningkatkan pelayanan jasa perbankannya lebih luas dan dapat
membidik sector ekonomi yang lebih besar lagi, sekaligus berganti nama menjadi
PT Bank Nusantara Parahyangan.
Pada Agustus 1994, untuk melayani ragam
transaksi dan akses perdagangan yang lebih luas khususnya untuk transaksi
valuta asing dan perdagangan luar negeri melalui transaksi ekspor dan impor,
maka Bank BNP melengkapi ijin operasionalnya dengan ijin sebagai Bank Devisa.
Tahun 2000 berdasarkan keputusan RUPSLB
tanggal 15 September 2000, Bank BNP mengubah status perusahaan menjadi
perusahaan publik (terbuka) dengan menawarkan 50.000.000 saham biasa kepada
masyarakat dengan harga nominal Rp. 500,- per lembar sahamnya, disertai dengan
penerbitan waran sejumlah 20.000.000 lembar yang dicatatkan pada Bursa Efek
Jakarta tanggal 10 Januari 2001, sehingga jumlah saham beredar saat itu menjadi
sebanyak 150.000.000 saham.
Modal Disetor Bank BNP bertambah pada bulan
Januari 2004 sebagai akibat adanya exercise waran sebanyak 8.275.000 lembar
menjadi saham biasa atas nama dengan nominal Rp. 500,- sehingga jumlah tersebut
menambah jumlah saham beredar menjadi 158.275.000 saham.
Dengan tujuan untuk memperkuat struktur
permodalan Bank BNP, maka pada bulan Juli 2006 dilakukan Penawaran Umum
Terbatas I (PUT 1) kepada pemegang saham atas sejumlah 158.275.000 lembar saham
dengan harga penawaran sebesar Rp. 550,- per saham, sehingga jumlah saham
beredar yang telah dikeluarkan Bank BNP menjadi 316.550.000 saham.
Pada tanggal 17 Desember 2007, kepemilikan
mayoritas saham Bank BNP telah beralih kepada ACOM CO., LTD. Japan
(ACOM) dan The Bank of Tokyo
Mitsubishi UFJ, Ltd. (BTMU) melalui akuisisi saham sebanyak 75,41% saham Bank BNP, dimana ACOM
menguasai 55,41% dan BTMU menguasai 20% dari seluruh saham yang telah
dikeluarkan Bank BNP, sehingga dengan demikian keduanya menjadi Pemegang Saham
Pengendali Bank BNP. Selanjutnya per 31 Desember 2011, komposisi saham ini
menjadi 75,51% saham dimana ACOM menguasai 60,31% dan BTMU menguasai 15.20%
dari seluruh saham. Hingga saat ini jumlah saham yang telah dikeluarkan
Perseroan seluruhnya berjumlah 416.513.158 lembar dengan nominal Rp. 208.
256.579.000,-
Visi dan Misi Bank BNP
·
Visi:
Menjadi salah
satu Bank ritel pilihan yang berskala nasional yang sehat, handal dan
terpercaya dalam menjalankan aktivitas
perbankan dan jasa keuangan
·
Misi:
Berperan serta
mendukung pertumbuhan ekonomi dan pembangunan nasional khususnya dibidang ritel
dengan melaksanakan tata kelola usaha yang baik dan benar seiring pertumbuhan
nasional dan perkembangan perusahaan yang berkesinambungan dan menjadi mitra
usaha terpercaya yang memberi nilai tambah bagi seluruh stakeholder
7.
Bank OCBC NISP
Bank
OCBC NISP (sebelumnya bernama Bank NISP) adalah sebuah bank swasta di Indonesia.
Bank ini didirikan 4 April 1941 di Bandung dengan
nama NV Nederlandsch-Indische Spaar en Deposito Bank. Pada 1981, sempat
berganti nama menjadi NV. Spaar En Deposito yang diuraikan sebagai
Bank Nilai Inti Sari Penyimpan (disingkat NISP), bank ini kemudian lama dikenal
sebagai Bank NISP.
Bank
OCBC NISP kemudian berkembang dalam memberikan pelayanan, terutama melayani
segmen Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Bank OCBC NISP resmi menjadi bank
komersial pada tahun 1967, bank devisa pada tahun 1990 dan menjadi perusahaan
publik di Bursa Efek Indonesia pada tahun 1994.
Pada
akhir tahun 1990-an, Bank OCBC NISP berhasil melewati krisis keuangan Asia dan
jatuhnya sektor perbankan di Indonesia, tanpa dukungan obligasi rekapitalisasi
pemerintah. Bank OCBC NISP pada saat itu menjadi salah satu bank di Indonesia
yang melanjutkan penyaluran kreditnya segera setelah krisis. Inisiatif ini
memungkinkan Bank mencatat pertumbuhan yang tinggi.
Reputasi
Bank OCBC NISP yang baik di industrinya dan pertumbuhannya yang menjanjikan,
telah menarik perhatian International Finance Corporation (IFC), bagian dari
Grup Bank Dunia, yang kemudian menjadi pemegang saham pada tahun 2001 - 2010
dan dari OCBC Bank-Singapura yang kemudian menjadi pemegang saham Bank OCBC
NISP dan akhirnya menjadi pemegang saham pengendali melalui serangkaian
akuisisi dan penawaran tender sejak tahun 2004. OCBC Bank-Singapura saat ini
memiliki saham sebesar 85.06% di Bank OCBC NISP.
Semenjak
16 Oktober 2008, Bank NISP resmi berganti nama dan logo menjadi Bank OCBC NISP.
Nama perusahaan juga turut diubah dari PT Bank NISP Tbk menjadi PT Bank OCBC
NISP Tbk.
Bank
OCBC NISP juga sering mencatatkan prestasinya secara baik dalam dunia perbankan
serta meraih beragam penghargaan.Saat ini mayoritas saham Bank NISP dimiliki
oleh OCBC Group yang
berlokasi di Singapura. OCBC merupakan
penyedia jasa perbankan dan asuransi terbesar di Singapura.
Managemen
Presiden Komisaris:
Pramukti Surjaudaja
Wakil: Peter Eko Sutioso(Inden)
Komisaris: David Philbruck Conner
Komisaris: Lai Teck Poh
Komisaris Inden: Roy Athana Karagoglan
Komisaris Inden: Jusuf Halim
Komisaris Inden: Kwan Chiew Choi
Wakil: Peter Eko Sutioso(Inden)
Komisaris: David Philbruck Conner
Komisaris: Lai Teck Poh
Komisaris Inden: Roy Athana Karagoglan
Komisaris Inden: Jusuf Halim
Komisaris Inden: Kwan Chiew Choi
Presiden Direktur:
Parwati Surjaudaja
Wakil: Na Wu Beng
Direktur: Hardi Juganda`
Wakil: Na Wu Beng
Direktur: Hardi Juganda`
Direktur: Yogadharma
Ratnapalasari
Direktur: Rama Pranata Kusumaputra
Direktur: Louis Sudarmana
Direktur: Rudy Hamdani
Direktur: Alan Jenvinhakul
Direktur: Emilya Tjahjadi
Direktur: Hartati
Direktur: Thomas Arifin
Direktur: Rama Pranata Kusumaputra
Direktur: Louis Sudarmana
Direktur: Rudy Hamdani
Direktur: Alan Jenvinhakul
Direktur: Emilya Tjahjadi
Direktur: Hartati
Direktur: Thomas Arifin
Produk dan
Jasa
- Tabungan Harian (Tabhar)
- Tabungan Berhadiah Ganda
(Tanda)
- Tabungan Berjangka (TAKA)
- OCBC NISP Dollar
- OCBC NISP Premier
- Kredit Kepemilikan Rumah
(KPR)
- Kredit Kepemilikan Kendaraan
Bermotor (KKM)
- Kredit Multiguna (KMG)
8.
Bank Yudha Bhakti
Bank Yudha Bhakti Mulai memasuki industri perbankan Indonesia
sejak tanggal 9 Januari 1990 berdasarkan Akta nomor 68 tanggal 19 September
1989 oleh Amrul Partomuan Pohan, S.H,LLM, notaris di Jakarta, kemudian diubah
dengan Akta nomor 13 tanggal 2 November 1989 dari Notaris yang sama. Akta
pendirian tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia
dengan Surat Keputusan nomor C2-10215.TH.01.01. Th.89 tanggal 7 November 1989.
Ijin usaha diberikan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia dengan Surat
Keputusan nomor 1344/KMK.013/1989 tanggal 9 Desember 1989 dan ijin operasi
sebagai Bank Umum diberikan oleh gubernur Bank Indonesia dengan surat
persetujuan No.22/1017/UUPS.PS60 tanggal 20 Desember 1989.
Pada awalnya saham Bank Yudha Bhakti hanya dimilki oleh
Induk/Pusat Koperasi TNI dan POLRI, namun dalam perjalannya kepemilikan saham
Bank Yudha Bhakti juga dimiliki oleh pihak swasta lainnya. Pada tahun 1998
dengan komposisi kepemilikan Induk/Pusat Koperasi TNI dan POLRI sebesar 51 %
dan swasta lainnya 49 %.
Untuk menyesuaikan dengan UU No.40 tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas, maka tanggal 3 November 2008 anggaran dasar Bank dirubah
seluruhnya dengan Akta No.02 oleh Ny. Pudji Redjeki Irawati, SH, notaris di
Jakarta Pusat, yang telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia RI No. AHU-06842.AH.01.02 Tahun 2009 tanggal 11 Maret 2009.
Seiring dengan perkembangan
bisnis, dan juga dalam rangka menghadapi tantangan serta peluang usaha dimasa
mendatang, melalui Rapat Umum Pemegang Saham tanggal 8 Juni 2011 telah
diputuskan adanya peningkatan Modal Dasar Bank dari Rp150.000.000.000,- menjadi
Rp300.000.000.000,-, yang tertuang dalam akta nomor 18 tanggal 8 Juni 2011 yang
dibuat dihadapan Agung Iriantoro, SH.MH, notaris di Jakarta, yang telah
mendapat persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia nomor AHU-
33597.AH.01.02.Tahun 2011 tanggal 5 Juli 2011.
Modal Disetor sampai akhir
Desember 2011 berjumlah Rp148.444.000.000,- yang terdiri atas 148.444 lembar
saham @ Rp1.000.000,00. Modal disetor ini mengalami pertumbuhan organik yang
bersumber dari keuntungan yg di-investasikan kembali sebagai stock devidend sejumlah
Rp5.775.000.000,- atau sebesar 4,05 % dari modal disetor tahun 2010.
Managemen
- Komisaris Utama:Suprihadi, Sip
- Komisaris:I Putu S. Soeranta
- Komisaris:Tjandra Mindharta Gozali
- Komisaris:Mayjen TNI (Purn) Ryanzi Julidar
- Direktur Utama:Budi Setyo Sukarno
- Direktur:Yosi Mas M. Yusuf
- Direktur:Syahril Yoserizal
Visi dan Misi Bank
·
Visi: Menjadi Bank retail dan solid, tumbuh dan
berkembang secaraa berkelanjutan
·
Misi: Mampu mengkreasi suatu nilai yang optimal bagi
pemegang saham dan stakeholder pada umumnya
Budaya kerja
· Kehati-hatian (prudential)
· Kesetaraan (fairness)
· Bertanggung Jawab (responsibility)
· Keterbukaan/Transparan (transparancy)
· Kebersamaan (team work)
10. Bank Maspion
PT. Bank
Maspion Indonesia (Bank Maspion) didirikan pada tanggal 6 November 1989 dan
mulai beroperasi pada tanggal 31 Agustus 1990, dengan kantor pusat di Jl.
Pemuda Surabaya dan pada tahun 1995 Bank Maspion memperoleh predikat sebagai
Bank Devisa. Sejalan dengan penerapan Arsitektur Perbankan Indonesia, Bank
Maspion menetapkan menjadi “Bank Dengan Fokus Pada Segmen Ritel
Seiring dengan
perkembangan usaha, Bank Maspion secara bertahap melakukan ekspansi jaringan
kantor ke berbagai kota besar di Indonesia dan pada tahun 2002 merelokasi
Kantor Pusat ke Jl. Basuki Rachmat Surabaya. Saat ini Bank Maspion tersebar di
10 kota besar di Indonesia mulai dari Surabaya, Jakarta, Semarang, Denpasar,
Medan, Bandung, Makassar, Malang, Solo dan Purwokerto dan didukung oleh sekitar
800 karyawan. Di tahun 2013 Bank Maspion kembali akan memperluas jaringan
pelayanan dengan membuka kantor Cabang di Palembang.
Bank Maspion
secara berkesinambungan meningkatkan layanan kepada nasabah antara lain dengan
bergabung sebagai anggota Jaringan ATM dan Debet PRIMA pada tahun 2006 sehingga
nasabah Bank Maspion dapat bertransaksi di ribuan ATM dan merchant di seluruh
Indonesia. Di tahun 2013 Bank Maspion akan menambah delivery channel kepada nasabah dengan
meluncurkan “Maspion Electronic Banking ” yang terdiri dar i internet
banking dan mobile banking.
Dari aspek
keuangan, per akhir Desember 2012 Bank Maspion mencapai penyaluran kredit
sebesar Rp. 2.691.286 juta, penghimpunan dana pihak ketiga sebesar Rp.
3.000.103 juta serta total aset sebesar Rp. 3.408.135 juta. Berdasarkan kinerja
keuangan, Bank Maspion mendapatkan penghargaan dari Majalah InfoBank sebagai
“Bank Dengan Kinerja Keuangan Sangat Bagus”, penghargaan terkini yang diperoleh
adalah atas kinerja keuangan tahun 2011.
Manajemen Bank
Dewan Komisaris
Nama Jabatan
|
||
Henry Kaunang
|
Komisaris
|
|
Koesparmono Irsan
|
Komisaris
|
|
M. Pujiono Santoso
|
Komisaris Independen
|
Direksi
Nama Jabatan
|
|||
Herman Halim
|
Direktur Utama
|
||
Sri Redjeki
|
Direktur Kredit
|
||
Iis Herijati
|
Direktur Kepatuhan
|
||
Yunita Wanda
|
Direktur Marketing
|
||
Visi dan Misi Bank
Visi: Menjadi bank dengan fokus yang sehat dan terbaik di regional dan indonesia
Misi: Menjadi yang terbaik melalui
·
Peningkatan
layanan
·
Peningkatan
aspek keuangan
·
Peningkatan
kepatuhan serta manajemen resiko
KEPEMILIKAN SAHAM
Pemegang
Saham Jumlah
(Jutaan
Rp.) %
Kepemilikan
|
|||
PT. Alim Investindo
|
260.690
|
84,61
|
|
PT. Guna Investindo
|
26.067
|
8,46
|
|
Angkasa Rachmawati
|
4.654
|
1,51
|
|
Alim Markus
|
3.880
|
1,26
|
|
Alim Mulia Sastra
|
3.107
|
1,01
|
|
Alim Satria
|
3.107
|
1,01
|
|
Alim Prakasa
|
3.107
|
1,01
|
|
Gunardi
|
1.941
|
0,63
|
|
Alim Puspita
|
1.547
|
0,50
|
|
TOTAL
|
308.100
|
100,00
|
11. Bank Index
Selindo
Bank
Index adalah Bank Umum Swasta nasional (BUSN) yang didirikan di Jakarta pada
tanggal 30 Juli 1992, dan mulai resmi beroperasi memberikan jasa layanan
perbankan pda tanggal 23 Agustus 1993 dengan menempati kantor pertamanya di
Jalan Asemka No. 18 – 19, Jakarta Barat.
Fokus
usaha Bank Index adalah di sektor komersial, ritel dan konsumer. Di dalam
strategi pengembangan jaringan kantornya, Bank Index memprioritaskan perluasan
pangsa pasar pada segmen usaha kecil dan menengah (UKM), serta membangun
kerjasama pembiayaan dengan lembaga-lembaga keuangan yang lain seperti Bank
Perkreditan Rakyat (BPR) dan perusahaan multifinance.
Satu
prestasi besar terjadi pada tahun 2007 dimana Bank Index mengakuisisi Bank
Harmoni (PT. Bank Harmoni Internasional) untuk selanjutnya digabung / dilebur
ke dalam Bank Index. Hal tersebut menunjukkan upaya Bank Index dalam mendukung
program Arsitektur Perbankan Indonesia (API) dari Bank Indonesia. Dengan adanya
penggabungan ini, Bank Index telah tampil dengan wajah baru yang semakin solid
serta jaringan kantor yang semakin bertambah banyak.
Sampai
saat ini, Bank Index telah memiliki 24 jaringan kantor yang seluruhnya
terhubung secara on-line dan tersebar di sejumlah daerah yaitu Jabodetabek,
Bandung, Batam dan Bali. Rencana pengembangan jaringan kantor akan terus
dilakukan sesuai dengan komitmen kami untuk memperluas pangsa pasar dan
memberikan layanan terbaik bagi nasabah-nasabah maupun calon nasabah bank
Index.
Selain
pengembangan jaringan kantor, Bank Index juga senantiasa melakukan pengembangan
di bidang Teknologi dan Sistem Informasi (TSI) dengan fokus utama
pada electronic delivery channel. Bank Index menyadari pentingnya
pengembangan TSI dalam menghadapi tuntutan perbankan masa depan yang sarat
dengan fasilitas teknologi serba canggih serta untuk memenuhi kebutuhan nasabah
akan pelayanan yang cepat dan efisien. Pada tahun 2008, Bank Index telah
mengoperasikan layanan ATM Index di beberapa kantor cabang dan cabang pembantu.
Untuk lebih memperluas jaringan layanan ATM, maka Bank Index juga telah
melakukan kerjasama dengan jaringan ATM Bersama sehingga pemilik kartu ATM
Index dapat melakukan transaksi perbankan di seluruh mesin ATM anggota ATM
Bersama.
Visi dan Misi Bank Index Selindo
Visi: Menjadi Bank Ritel Yang Sehat, Kuat dan Terpercaya
Dalam Memberikan Dukungan Terbaik Untuk Membangun Perekonomian Nasional
Misi: Memberikan Dukungan Terbaik Bagi Usaha Anda.
Dengan mengimplementasikan 3 panduan dasar operasional yang meliputi:
·
Selalu
mengutamakan kualitas layanan kepada nasabah.
·
Selalu
menjunjung nilai-nilai kejujuran, etika dan integritas.
·
Mengedepankan
pendekatan yang lebih personal dan kekeluargaan.
Manajemen Bank
Dewan Komisaris
Presiden
Komisaris
|
:
|
Wakil
Presiden Komisaris
|
:
|
Komisaris
|
:
|
Komisaris
|
:
|
Komisaris
|
:
|
Dewan Direksi
Presiden
Direktur
|
:
|
Direktur
|
:
|
Direktur
|
:
|
Direktur
|
:
|
Direktur
|
:
|
Direktur
|
:
|
12. Bank Royal
Indonesia
PT Bank Royal Indonesia adalah Lembaga Keuangan berjenis Perbankan di Indonesia.Bank
ini berdiri pada 1965.PT Bank Royal Indonesia (“bank”) yang sebelumnya bernama PT Bank Rakjat Parahyangan yang
berkedudukan di Ciparay,Bandung,
didirikan dengan akta notaris R. Soerojo Wongsowidjojo, SH., No.35 tanggal 25
Oktober 1965. Sesuai perubahan
Anggaran Dasar No. 19 tanggal 21 Agustus 1982 yang dibuat oleh Notaris R. Soerojo
Wongsowidjojo, SH., nama Bank diubah menjadi PT Bank Pasar Rakyat Parahyangan. Akta
pendirian Bank telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan
No.C2-1092-HT.01.01.TH.82 tanggal 3 September 1982. Berdasarkan akta
Notaris No. 68 tanggal 8 Januari 1990, status PT Bank
Pasar Rakyat Parahyangan ditingkatkan menjadi Bank umum dan namanya diganti menjadi PT Bank Royal Indonesia, berkedudukan di Jakarta, dan
telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman dengan Surat Keputusan
No.C2-1007.HT.01.04.TH.90 tanggal 26 Pebruari 1990, dan dari Menteri Keuangan
dengan Surat Keputusan No. 1090/KMK.013/090 tanggal 12 September 1990 serta telah
dimuat dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia tertanggal 4
September 1990 No.71 Tambahan No 3206/1990.
PT Bank Royal Indonesia didirikan untuk waktu 75 tahun lamanya
sejak Akta Pendirian PT Bank Pasar Rakyat Parahyangan disetujui oleh Menteri
Kehakiman pada tanggal 3 September 1982. Berdasarkan akta Notaris F.X. Budi
Santoso Isbandi, SH., No.38 tanggal 15 Oktober 2003, PT Bank Royal
Indonesia didirikan untuk jangka waktu yang tidak ditentukan lamanya. Bank
telah mendapatkan izin usaha sebagai pedagang valuta asing dari Bank Indonesia
berdasarkan surat No.30/182/UOPM tanggal 13 November 1997 dan telah diperpanjang berdasarkan Keputusan
Direktur Perizinan dan Informasi Perbankan Bank
Indonesia No.5/7KEP.Dir.PIP/2003
tanggal 24 Desember 2003.
Anggaran Dasar Bank telah mengalami beberapa
kali perubahan, terakhir dengan akta Notaris F.X. Budi Santoso Isbandi, SH.,
No.22 tanggal 8 Juli 2008. Perubahan
tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia dengan Surat Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
No.AHU-57502.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 1 September 2008 tentang “Persetujuan
Akta Perubahan Anggaran Dasar Perseroan”.
Kegiatan utama Bank adalah menjalankan usaha di
bidang perbankan. Bank berkantor pusat di Jalan Suryopranoto,
No.52, Jakarta
Pusat, dan mempunyai 5 (lima) Kantor Cabang Pembantu yaitu di Lautze,Mangga Dua, Hayam Wuruk,Kelapa
Gading, Tangerang,
dan 1 Kantor Cabang Utama di Surabaya serta 1 Kantor Kas di Tanah Abang,
Jakarta. Jumlah karyawan pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 masing-masing
sebanyak 132 orang dan 144 orang.
Manajemen Bank
Dewan Komisaris
·
Komisaris
Utama : Ibrahim Soemedi
·
Komisaris
Independen : I Made Soewandi,SH.,
MH.
·
Komisaris
Independen : Aziar Zain
Direksi
·
Direktur
Utama : Louis Halilintar Sjahlim
·
Direktur :
Diana Annarita
·
Direktur
Kepatuhan : Sabtiwi Enny Sulastri
Visi dan Misi
Visi : "Menjadi Bank retail yang sehat untuk memberikan nilai tambah
bagi seluruh stakeholder."
Misi : "Memberikan layanan perbankan kepada seluruh masyarakat
khususnya dibidang perdagangan dan jasa terutama pada usaha kecil dan menengah
untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional."
13. Bank Ekonomi
Raharja
PT Bank Ekonomi Raharja, Tbk.
didirikan pada tanggal 15 Mei 1989 dengan nama awal PT Bank Mitra Raharja. Pada
tahun yang sama di bulan September, namanya diubah menjadi PT Bank Ekonomi
Raharja yang kemudian lebih dikenal sebagai Bank Ekonomi. Setelah memperoleh
izin dari Menteri Keuangan Republik Indonesia pada tanggal 12 Februari 1990,
Bank Ekonomi mulai beroperasi secara komersial sebagai bank umum pada 8 Maret
1990. Dua tahun kemudian, tepatnya 16 September 1992, status Bank Ekonomi
berubah menjadi bank devisa.
Bank Ekonomi adalah perusahaan
publik yang telah mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia. Sejak 22 Mei
2009, Bank Ekonomi menjadi bagian dari grup institusi keuangan internasional,
HSBC Holdings Plc., melalui anak perusahaannya, HSBC Asia Pacific Holdings (UK)
Limited. Grup HSBC mengambil alih 88,89% saham Bank Ekonomi dan kemudian
melalui penawaran tender, kepemilikannya meningkat menjadi 98,96%. Grup HSBC
sendiri memiliki lebih dari 7200 kantor di 85 negara dan teritori dengan total
aset US$2.556 miliar (tertanggal 31 Desember 2011), menjadikannya sebagai salah
satu institusi perbankan dan layanan keuangan internasional terbesar di dunia.
Sampai 31 Maret 2012, Bank
Ekonomi memiliki lebih dari 2.500 karyawan, yang tersebar di 97 kantor di 28
kota di berbagai wilayah Indonesia, yaitu: Jakarta, Bekasi, Tangerang, Bogor,
Bandung, Cirebon, Semarang, Solo, Kudus, Yogyakarta, Surabaya, Sidoarjo,
Malang, Denpasar, Medan, Rantau Prapat, Batam, Jambi, Pekanbaru, Palembang, Pangkal
Pinang, Bandar Lampung, Makassar, Manado, Banjarmasin, Balikpapan, Samarinda
dan Pontianak.
Bank Ekonomi yang memfokuskan
usaha perbankannya pada segmen usaha kecil dan menengah, menyediakan 107 ATM
yang bergabung dalam jaringan Prima dan ATM Bersama yang terhubung ke lebih
dari 22.000 ATM dari bank lainnya di seluruh Indonesia
Direksi
Direktur
utama : Bapak Tony Turner
Direktur
: Bapak Gimin Sumalim
Direktur
: Bapak Lenggono Sulistianto Hadi
Direktur
: Bapak Endy Abdurrahman
Direktur : Ibu Helena Suryawani
Dewan Komisaris
Komisaris
Utama : Bapak Guy Harvey-Samuel
Wakil
Komisaris Utama : Bapak Hanny Wurangian
Komisaris
Independen : Bapak Hariawan Pribadi
14.
Bank Centratama Nasional (CNB)
PT. Centratama Nasional Bank
yang lebih dikenal dengan nama Bank CNB didirikan di Surabaya pada tanggal 7
Oktober 1992 berdasarkan Akta Notaris RN. Sinulingga, S.H., Nomor 194 yang
berkedudukan di Jakarta dan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik
Indonesia dengan Surat Keputusan Nomor C2- 9740.HT.01.01-TH.92 tanggal 28
Oktober 1992 dan telah diumumkan dalam Lembaran Berita Negara Republik
Indonesia Nomor 14 tanggal 16 Pebruari 1993.
Berdirinya Bank CNB berakar
dari beberapa jenis bidang usaha diantaranya perdagangan tekstil, industri
kayu, showroom mobil dan Bank Perkreditan Rakyat. Dari sinilah para perintis
pendiri Bank CNB menarik pengalaman, memupuk keahlian sekaligus terus menggali
dan belajar memahami kebutuhan masyarakat.
Tepat pada tanggal 2 Agustus
1993 Bank CNB melakukan kegiatan operasional pertama kalinya di Jalan
Kedungdoro 32 Surabaya yang merupakan Kantor Pusat sampai dengan saat ini.
Dengan pertumbuhan dan
perkembangan ekonomi yang semakin maju Bank CNB memulai dengan membuka kantor
cabang di wilayah Surabaya dan sekitarnya dan sejak tahun 1996 Bank CNB berani
melakukan perluasan jaringan kantor ke luar wilayah Surabaya hingga menjadi 41
kantor dan mampu bersaing dan tetap ada dengan status sebagai bank yang
berpredikat SANGAT BAGUS.
Kini masyarakat luas sudah
akrab menyebut Bank CNB untuk sebuah nama bagi PT. Centratama Nasional Bank.
Visi, Misi dan Motto Bank
Visi: Menjadi salah satu bank pilihan nasabah usaha mikro, kecil dan menengah
(umkm)
Misi: Ikut berperan untuk meningkatkan keberhasilan nasabah usaha mikro, kecil
dan menengah(umkm) serta kesejahteteraan "stakeholder"
Motto: 3s (smart, speed, satisfaction)
Manajemen Bank
Dewan Komisaris
Nama
|
Jabatan
|
Effendy
Minto
|
Komisaris
Utama
|
Arifin
Koeswanto
|
Komisaris
|
Gerrit
Laurens Prang
|
Komisaris
Independen
|
Dian
Hajati Djajakirana
|
Komisaris
Independen
|
Direksi
Nama
|
Jabatan
|
Suharjanto Djunaidi
|
Direktur Utama
|
Senja Wayantara
|
Direktur Kepatuhan
|
Johannes Christiono
|
Direktur Operasional
|
Erlyn Hartoko
|
Direktur Bisnis
|
15. Bank Bumi Arta
Bank Bumi Arta yang semula bernama Bank Bumi Arta Indonesia
didirikan di Jakarta pada tanggal 3 Maret 1967 dengan Kantor Pusat Operasional
di Jalan Tiang Bendera III No. 24, Jakarta Barat.
Pada tanggal 18 September 1976, Bank Bumi Arta
mendapat izin dari Menteri Keuangan Republik Indonesia untuk menggabungkan
usahanya dengan Bank Duta Nusantara. Penggabungan usaha tersebut bertujuan
untuk memperkuat struktur permodalan, manajemen Bank, dan memperluas jaringan
operasional Bank. Delapan kantor cabang Bank Duta Nusantara di Jakarta,
Bandung, Semarang, Surakarta, Surabaya, Yogyakarta dan Magelang menjadi kantor
cabang Bank Bumi Arta. Kantor cabang Yogyakarta dan Magelang kemudian
dipindahkan ke Medan dan Bandar Lampung hingga saat ini.
Selanjutnya
Seiring dengan Kebijaksanaan Pemerintah melalui Paket Oktober (PAKTO) 1988 di
mana perbankan diberikan peluang yang lebih besar untuk mengembangkan usahanya,
dan berkat persiapan yang cukup lama dan terarah dari pengelola Bank, maka pada
tanggal 20 Agustus 1991 dengan persetujuan dari Bank Indonesia, Bank Bumi Arta
ditingkatkan statusnya menjadi Bank Devisa.
Bank Bumi Arta
mulai melayani sendiri transaksi devisa di Kantor Pusat Operasional Jalan Roa
Malaka Selatan sejak tanggal 2 Desember 1991 dan hingga saat ini jaringan bank
koresponden internasional Bank Bumi Arta mencakup sekitar 130 bank di berbagai
benua di seluruh dunia.
Pada tanggal 10 Juni 1992, Kantor Pusat Operasional Bank Bumi
Arta dipindahkan dari Jalan Roa Malaka Selatan No. 12 - 14, Jakarta Barat ke
Jalan Wahid Hasyim No. 234, Jakarta Pusat. Untuk memudahkan pengenalan
masyarakat terhadap Bank kami, maka pada tanggal 14 September 1992 dengan izin
dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia nama Bank Bumi Arta Indonesia diganti
menjadi Bank Bumi Arta.
Untuk memperkuat struktur
permodalan, operasional Bank, dan pengelolaan Bank yang lebih profesional dan
transparan, berprinsip pada Good Corporate Gorvanence dan Risk Management, maka
pada tanggal 1 Juni 2006 Bank Bumi Arta melaksanakan Penawaran Umum Perdana
(IPO/Initial Public Offering) dengan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta
sebanyak 210.000.000 saham atau sebesar 9,10% dari saham yang ditempatkan,
sehingga sejak saat itu Bank Bumi Arta menjadi Perseroan Terbuka.
Visi dan Misi Bank
Visi:
|
Terpercaya
Nasabah secara pribadi maupun sebagai perusahaan merasa aman dan puas dalam mempercayakan pelayanan jasa keuangannya kepada Perseroan |
|
|
|
Prinsip kehati-hatian
Perseroan dalam melaksanakan kegiatan operasinya selalu berlandaskan pada prinsip kehati-hatian agar Perseroan selalu dalam keadaan sehat |
|
|
|
Pelayanan Paripurna
Perseroan selalu mengutamakan kepuasan Nasabah dengan berusaha untuk meningkatkan, mengembangkan, dan menambah produk dan fasilitas layanan agar dapat memberikan pelayanan lengkap dan menyeluruh kepada para Nasabah |
Misi:
|
Memperoleh laba melalui usaha
perbankan dan jasa keuangan lainnya dengan mengelola secara optimal berbagai
sumber daya yang dimiliki serta dukungan teknologi informasi yang memadai
dalam batas-batas risiko yang dapat diterima
|
|
|
|
Melaksanakan operasi bank
secara professional dan transparan dengan berprinsip pada Good Corporate
Governance dan Risk Management
|
|
|
|
Memfungsikan organisasi secara
professional melalui pelatihan sumber daya manusia untuk dapat turut serta
dalam kejadian bisnis yang bertaraf nasional maupun international secara
efektif
|
Managemen
Presiden
Komisaris:Rachmat MS
Wakil Presiden Komisaris:Daniel Budi Dharma
Komisaris:Asam Utama Setya
Presiden Direktur: Wikan Aryono
Direktur:Hendrik Atmaja
Direktur:Hendra Jonathan
Wakil Presiden Komisaris:Daniel Budi Dharma
Komisaris:Asam Utama Setya
Presiden Direktur: Wikan Aryono
Direktur:Hendrik Atmaja
Direktur:Hendra Jonathan
16.
Bank Agroniaga
Bank Agropada
mulanya didirikan atas pemahaman sepenuhnya dari Dana Pensiun Perkebunan
(DAPENBUN) sebagai pengelola dana pensiun karyawan seluruh PT Perkebunan
Nusantara, bahwa agrobisnis di Indonesia sangat potensial untuk dikembangkan.
Maka pada saat pemerintah mengeluarkan kebijakan yang memberi kemudahan untuk
membuka usaha bank pada tanggal 27 Oktober 1988, DAPENBUN mempergunakan
kesempatan ini untuk mendirikan bank yang kegiatan usaha utamanya membantu
pembiayaan di bidang agrobisnis.
Bank Agrodidirikan dengan maksud untuk menjalankan kegiatan usaha di bidang perbankan umum dalam arti yang seluas-luasnya secara profesional, serta berperan menunjang terwujudnya industri agrobisnis yang semakin tumbuh dan berkembang dalam sistem perekonomian nasional yang tangguh dalam era globalisasi di masa mendatang.
Bank Agro yang didirikan dengan akte notaris Rd. Soekarsono, SH di Jakarta No. 27 tanggal 27 September 1989, kemudian memperoleh ijin usaha dari Menteri Keuangan tanggal 11 Desember 1989, mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 8 Februari 1990.
Terjadinya krisis keuangan Asia pada tahun 1997, menyeret Indonesia memasuki krisis multi-dimensional yang terburuk sepanjang sejarah. Namun Bank Agroberhasil mempertahankan eksistensinya tanpa dukungan rekapitalisasi dari pemerintah. Keberhasilan ini disebabkan adanya penerapan pengelolaan perbankan yang senantiasa memegang teguh prinsip kehati-hatian, patuh dan taat pada landasan operasional, yang bersandar pada prinsip tata kelola perusahaan yang baik, termasuk nilai-nilai utama yang dianut, serta memberdayakan sumber dana dan sumber daya guna pengembangan secara dinamis bagi keberhasilan usaha Bank Agro.
Keberhasilan Bank Agro juga tidak terlepas dari komitmen yang telah benar-benar ditunjukkan oleh Dana Pensiun Perkebunan (DAPENBUN) sebagai Pemegang Saham Pengendali, dengan terus ditingkatkannya permodalan Bank Agro serta penyaluran dana yang terfokus dan selektif pada sektor agrobisnis, seperti kredit kepada PT Perkebunan Nusantara berikut kelompok usaha pendukungnya (rekanan dan kontraktor) maupun penyaluran dana untuk kesejahteraan para petani melalui KKPA dan KKP yang telah direkomendasi oleh PT Perkebunan Nusantara terkait.
Bank Agrodidirikan dengan maksud untuk menjalankan kegiatan usaha di bidang perbankan umum dalam arti yang seluas-luasnya secara profesional, serta berperan menunjang terwujudnya industri agrobisnis yang semakin tumbuh dan berkembang dalam sistem perekonomian nasional yang tangguh dalam era globalisasi di masa mendatang.
Bank Agro yang didirikan dengan akte notaris Rd. Soekarsono, SH di Jakarta No. 27 tanggal 27 September 1989, kemudian memperoleh ijin usaha dari Menteri Keuangan tanggal 11 Desember 1989, mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 8 Februari 1990.
Terjadinya krisis keuangan Asia pada tahun 1997, menyeret Indonesia memasuki krisis multi-dimensional yang terburuk sepanjang sejarah. Namun Bank Agroberhasil mempertahankan eksistensinya tanpa dukungan rekapitalisasi dari pemerintah. Keberhasilan ini disebabkan adanya penerapan pengelolaan perbankan yang senantiasa memegang teguh prinsip kehati-hatian, patuh dan taat pada landasan operasional, yang bersandar pada prinsip tata kelola perusahaan yang baik, termasuk nilai-nilai utama yang dianut, serta memberdayakan sumber dana dan sumber daya guna pengembangan secara dinamis bagi keberhasilan usaha Bank Agro.
Keberhasilan Bank Agro juga tidak terlepas dari komitmen yang telah benar-benar ditunjukkan oleh Dana Pensiun Perkebunan (DAPENBUN) sebagai Pemegang Saham Pengendali, dengan terus ditingkatkannya permodalan Bank Agro serta penyaluran dana yang terfokus dan selektif pada sektor agrobisnis, seperti kredit kepada PT Perkebunan Nusantara berikut kelompok usaha pendukungnya (rekanan dan kontraktor) maupun penyaluran dana untuk kesejahteraan para petani melalui KKPA dan KKP yang telah direkomendasi oleh PT Perkebunan Nusantara terkait.
Visi
Mewujudkan bank komersial terkemuka yang fokus pada sektor pertanian dalam mendukung pengembangan agrobisnis di Indonesia.
Mewujudkan bank komersial terkemuka yang fokus pada sektor pertanian dalam mendukung pengembangan agrobisnis di Indonesia.
Misi
§ Melakukan kegiatan perbankan yang terbaik pada
segmen Usaha kecil dan Menengah (UKM) terutama sektor agrobisnis untuk
menunjang peningkatan ekonomi masyarakat dengan tetap memperhatikan kelestarian
lingkungan.
§ Memenuhi kebutuhan pokok, jasa dan layanan
perbankan yang berkualitas, didukung oleh Sumber Daya Manusia yang profesional
dan berintegritas tinggi dalam melaksanakan Tata Kelola Perusahaan yang baik
(Good Corporate Government).
§ Memberikan manfaat yang optimal bagi para
stakeholder.
Filosofi
Memegang teguh prinsip kehati-hatian, patuh dan taat pada peraturan yang berlaku serta memberdayakan sumber dana dan sumber daya secara optimal.
Memegang teguh prinsip kehati-hatian, patuh dan taat pada peraturan yang berlaku serta memberdayakan sumber dana dan sumber daya secara optimal.
Manajemen
Indra Kesuma: Komisaris Utama
(Independen)
Roswita Nilakurnia: Komisaris
Susy Liestiowaty: Komisaris
Mochamad Sjafaat Ismail: Komisaris (Independen)
Heru Sukanto : Direktur utama
Mustari Damopolii: Direktur
Zuri Anwar: Direktur
Sahala Manalu: Direktur
Sudarmin Sjamsoe: Direktur